Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Semakin meningkatnya penjualan mobil dan motor sering disebut-sebagai faktor utama jalanan di Indonesia terutama Ibu Kota semakin macet. Padahal mobil tidak bisa sepenuhnya di salahkan.
Ada juga faktor-faktor lain yang turut menyumbang terhadap kemacetan di jalanan Tanah Air. Seperti diutarakan Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Jongkie D Sugiarto.
"Ya memang bukan (mobil penyebab kemacetan), banyak yang harus di benahi. Penyediaan Angkutan Umum yang aman, nyaman, harga terjangkau, traffic management yang baik, pembangunan jalan-jalan baru, disiplin berlalu lintas, pengetatan laik jalan bagi semua kendaraan Bermotor, dan lain-lain," ungkap Jongkie.
Kemacetan di beberapa wilayah Indonesia terbilang parah. Bahkan dalam sebuah survei yang dilakukan Inrix, beberapa kota di Indonesia masuk ke dalam daftar kota termacet di kawasan Asia.
Padahal angka kepemilikan mobil di Indonesia masih terbilang kecil, yakni 87 mobil per 1.000 orang.
Sementara di Thailand dengan Ibu Kota Bangkok yang tercatat lebihmacet dari Jakarta jumlah kepemilikan mobilnya 240 mobil per 1.000 orang.
Mulai dari Jakarta, Bandung, Malang, Yogyakarta, Padang, Medan, Pontianak, Tarogong, Surabaya, dan masih ada beberapa kota lainnya.
Rata-rata setiap tahunnya warga Jakarta harus rela menghabiskan 63 jamnya di jalan. Padahal sebelumnya hanya 55 jam saja. Di Bandung, warganya harus menghabiskan rata-rata 46 jam dalam setahun karena kemacetan.
Sementara di Malang yang sebelumnya berada di peringkat 85 kini harus naik di peringkat 59. Warga di Malang harus rela 45 jamnya terbuang sia-sia akibat macet di jalanan.
Setelah malang ada kota Yogyakarta. Kemacetan di Yogyakarta bisa dibilang bertambah karena sebelumnya berada di posisi 86 saat ini naik menjadi posisi 60 kota termacet di dunia pada tahun 2017. Di Yogyakarta, warganya harus menghabiskan 45 jam di jalan.
Sama seperti Malang dan Yogyakarta, penduduk di kota Padang juga membuang 45 jamnya di jalan karena macet. Masih dari Pulau Sumatera, kota Macet berikutnya adalah Medan. Orang Medan harus rela rata-rata 42 jamnya terbuang sia-sia karena macet di jalan.(dto)