Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Yogyakarta - Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah yang akan digelar pada tanggal 25-28 November 2018 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) diduga dintervensi aparat. Dugaan intervensi ini tidak hanya terjadi di Yogyakarta, namun juga dialami pengurus daerah lain.
Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY, Iwan Setiawan, membenarkan adanya dugaan intervensi tersebut. Menurutnya, pengurus Pemuda Muhammadiyah di daerah dan wilayah di seluruh Indonesia dihubungi oleh aparat kepolisian.
"Saya dapat laporan pimpinan Pemuda Muhammadiyah di tingkat daerah dan wilayah memang dikontak aparat keamanan. Mereka mengajak silaturahmi dan bicara soal dinamika muktamar, bertanya soal calon-calon ketua umum Pemuda Muhammadiyah yang akan mengantikan Dahnil, dan itu masif dilakukan di semua wilayah di Indonesia," kata Iwan di Yogyakarta, Selasa (16/10/2018).
Menurutnya, indikasi intervensi yang dilakukan aparat ini sudah direncanakan dengan matang. Oleh karenanya, Pengurus Pemuda Muhammadiyah juga tentu bertanya-tanya, mengapa aparat kepolisian sampai menanyakan suksesi di organisasi ini.
"Tentu itu menjadi pertanyaan Pemuda Muhammadiyah, mengapa gawe (acara) Pemuda Muhammadiyah begitu menariknya bagi pihak lain. Adanya indikasi intervensi pihak lain di luar Pemuda Muhammadiyah terhadap proses pergantian kepemimpinan ini," paparnya.
Iwan menduga, indikasi intervensi tersebut karena Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketum PP Pemuda Muhammadiyah saat ini sedang menjadi jubir Prabowo-Sandi di pilpres 2019. Padahal posisi Dahnil sebagai jubir tidak ada kaitannya dengan sikap Pemuda Muhammadiyah.
"Mungkin karena Ketum (ketua umum) Dahnil Anzar Simanjuntak jadi jubir calon tertentu menjadikan Pemuda Muhammadiyah sebagai ancaman untuk pilpres dari pihak tertentu. Padahal Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi tidak ikut dukung mendukung," tutupnya. dtc