Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Festival Tenun Nusantara (FTN) 2018 di Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) ditutup hari ini, Rabu (17/10/2018).
Acara penutupan akan ditandai dengan acara fashion show dengan tema "Ulos Batak in Innovation" karya Edward Hutabarat, desainer ulos asal Taput.
Demikian dikatakan bagian publikasi FTN 2018 Simon Siregar pada yamg dihubungi medanbisnisdaily.com dari Medan, Rabu (17/10/2018). "Hari ini acara adalah fashion show yang menampilkan karya desainer lokal, Edward Hutabarat," jelas Simon.
Sebelumnya pada 15 Oktober 2018 lalu digelar Simposium Tenun Nusantara. Simposium ini menghadirkan narasumber dengan profesi beragam. Antara lain, antropolog, akademis dan praktisi.
Simposium dibuka Chrisriyati Ariani dari Direktori Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Kemendikbud. Dikatakannya, ketika seorang petenun menenun pasti ada nilai tertentu yang ingin disampaikan. Apakah itu melalui motif, warna atau fungsi dari ulos itu akan digunakan pada upacara adat.
Antropolog, Mitu M Prie, menyebut tenun adalah bagian peradaban nusantara yang paling tua. Kawasan Danau Toba (GKT) merupakan poros peradaban kebudayaan nusantara di bagian barat.
Narasumber lainnya, Ratna Panggabean, menegaskan budaya tenun pada suku Batak masih bertahan karena upacara adat masih tetap dilaksanakan di mana tiap upacara adat wajib untuk memakai ulos.
Ada 3 prinsip yang harus dimiliki oleh kain tenun agar bisa dikatakan sebagai ulos yaitu, sisi kain, badan kain dan sirat. Ini berhubungan juga dengan Dalihan Natolu, filosofi hidup suku Batak.