Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Deli Serdang. Petani di Jalan Pasar Kawat, Desa Karanganyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang tetap bertanam padi secara organis. Kesadaran akan kelestarian alam, kesehatan dan keadilan ekosistem menjadi alasan utama. Begitu pun, walaupun harganya lebih tinggi, namun permintaan akan padi organis juga semakin tinggi.
Sukardi, namanya. Dia petani pelopor pertanian organis yang memulai sejak akhir tahun 80-an. Dia memiliki pengalaman berharga dan sangat membekas di tahun 1989. Saat itu dia menyemprot tanaman padinya bersama dengan abangnya. Karena saat menyemprot dia melawan arah angin, maka memercik ke dirinya. Dia pingsan di tengah sawah menimpa padi yang yang masih berumur muda.
Dia diangkat dan disadarkan oleh abangnya. Menurutnya, jika tidak ada abangnya dia yakin dirinya tidak akan selamat. Sejak itu, dia tersadar dan mulai mencari tahu tentang pertanaman yang baik, mulai dari membawa buku dan bertanya. Dia menggabungkan keilmuan secara ilmiah dengan tradisi budaya dan agama. Semakin banyak yang diketahuinya, tahun 1992, dia bertanam organis. Dia memutuskan untuk tidak akan menggunakan racun dan pupuk pestisida meskipun resikonya produksi merosot.
Jika dengan pupuk dan pestisida kimia bisa menghasilkan 5 ton, dia tidak merasa rugi hanya bisa menghasilkan 3,5 ton. Selama bertahun-tahun dia sendiri melawah 'hegemoni' pertanian non organik. Tidak hanya dirinya yang dihina, disepelekan dan diejek dengan caranya bertani. "Katanya bagaimana mungkin tak pakai pupuk, tak pakai racun. Orang rumah itu kalau ke kedai, diejek itu suamimu itu tak pandai bertani tu. Kalau nangis ya nangis, tapi alhamdulillah dia kuat," katanya.
Ditambah lagi, dia pernah mendengar percakapan antara istrinya dengan mertuanya yang bercerita tentang pertanian yang baik yang memerhatikan iklim, yang dalam bahasa Jawa disebut pranoto mongso, menjaga keseimbangan alam, dan lain sebagainya, dia pun semakin tidak tergoyahkan untuk terus berorganis ria.
Tantangan tidak hanya dalam budidayanya. Menurutnya, dalam memasarkan hasil panen tidak jarang harus berhadapan dengan cibiran. Namun seiring waktu dia bisa membuktikan bahwa padi organis tidak bisa dipandang remeh. Dia membandingkan, jika saat itu dia kesulitan untuk menjual walaaupun dengan cara door to door, saat ini dia kewalahan memenujhi permintaan konsumen. Sampai saat ini Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat yang diketuainya baru bisa memproduksi 1,5 ton/bulan beras organis varietas pandan wangi dan ciherang. Sedangkan permintaan kini sudah mencapai 3,5 ton/bulan.
Menurutnya, seiring waktu, situasi berubah. Negara atau pemerintah sudah hadir membantu petani. Kelompoknya diberi fasilitas penggilingan padi dengan kapasitas 600-700 kg/jam, lantai jemur 6x30 mete, gudang penyimpanan gabah 8x11 meter, sawong pertemuan petani, rumah kompos organik, dan alat transportasi untuk mengambil bahan baku serta 4 ekor lembu.
Saat ini, sudah ada 23 hektare di Desa Karanganyar, pertanaman padi yang mendapatkan sertifikasi organik. Dikatakannya, untuk memproduksi beras organis, bukanlah perkara mudah. Harus melewati syarat-syarat tertentu. Produknya sudah disertifikasi oleh lembaha sertifikasi bernama Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (Lesos)
Beberapa syarat yang harus dipenuhi mulai dari internal control system (ICS), memiliki pencatatan pengolahan lahan, air, pemupukan, penggunaan pestisida nabati, pengendalian hama secara alami dan lain sebagainya. Begitu juga, produknya bisa disebut organis setelah 2 tahun dikelola secara organik. "Organik ini lebih sehat dan lebih murah karena misalnya membuat pupuk organik cair dan kompos bisa dilakukan sendiri, pestisida nabati juga bisa, semua diambil dari alam. Lalu misalnya soal air irigasi, kita menggunakan enceng gondok untuk menetralisirnya," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Deliserdang, Syamsul Bahri, Senin (3/12/2018) mengatakan setiap tahun pihaknya memberikan bantuan kepada petani untuk pengembangan padi organik misalnya laab agar lebih mandiri. Lima tahun ke depan, pihaknya menargetkan pertanaman padi organik mencapai 500 hektare di sepanjang Sungai Ular mulai dari Beringin, Pantai Labu, Pagar Merbau, Galang dan sebagaian Lubuk Pakam akan dikembangkan sebagai kawasan padi organik.
Pihaknya berupaya memberdayakan banyak pihak dalam memasarkan produk organiknya melalui kegiatan STA. Di Kecamatan Beringin, sudah ada Sub Terminal Agribisnis untuk cabai. Menurutnya, ke depan bisa dihubungkan. "Kan tempatnya memang berdekatan dari Karanganyar," katanya.Sertifikasi Organik Seloliman.