Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Deli Serdang. Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu ditetapkan sebagai sentra produksi salak di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Di kecamatan tersebut, lahan pertanaman salak membentang di seluas 187 hektare. Walaupun baru 93,4 hektare, tapi sudah bisa memproduksi 1.125 ton/tahun.
Kepala Dinas Pertanian Deli Serdang, Syamsul Bahri, Senin (3/12/2018), mengatakan, saat ini pihaknya sedang memproses terbentuknya Sub Terminal Agribisnis (STA) dengan mengorganisir petani salak. Personel dan koperasi sudah dibentuk. Diharapkan, pengurusnya yang akan menjalankan STA.
Dikatakannya, selama ini sudah ada petani yang berpikir dan bertindak maju dengan menjalin jaringan luas, sehingga produknya bisa masuk ke pasar modern atau super market besar di Medan, yakni Jani Ginting.
Pihaknya secara bertahap setiap tahun memberikan bantuan bibit untuk pengembangan. Provinsi juga diimbau untuk mendukung pertanaman salak di STM Hulu.
"Tidak secara langsung misalnya 100 hektare, tapi per lahan. Tak bisa buru-buru karena pemasaran juga harus dipersiapkan matang. Jangan jor-joran tapi pasarnya belum. Makanya dibangun STA. Mudah-mudahan bisa diresmikan tahun depan. Jadi kita sosialisasikan ke mereka sehingga mereka mampu menjualnya sendiri," katanya sembari menambahkan engenai pengadaan bibit untuk perluasan, pihaknya juga mendorong petani untuk mampu secara mandiri memproduksi bibit yang berkualitas.
Tuahman Saragih, seorang petani salak di Rumah Sumbul, Kecamatan STM Hulu mengatakan, saat ini dia mengelola lahan salak milik Jani Ginting seluas 25 - 30 hektare, yang umurnya bervariasi, mulai dari 5 tahun hingga 15 tahun. Di lahan tersebut, baru sekitar 15 hektare yang berproduksi.
Setiap bulan dari lahan tersebut bisa memproduksi sebanyak 3- 3,5 ton/bulan. Ada dua jenis salak yang kini dikembangkan petani di Kecamatan STM Hulu, yakni salak pondoh dan salak madu. Keduanya memiliki rasa yang berbeda dan karenanya pula harganya pun berbeda. Jika salak pondoh harga jualnya sekitar Rp 6.000- Rp 8.000/kg, maka salak madu bisa mencapai Rp 14.000 - Rp 15.000/kg.
Dijelaskannya, tingginya harga salak madu karena rasanya lebih manis dan tekstur dagingnya pun lebih lembut. Namun demikian, karena pertanaman salak pondoh lebih dulu, maka lahan pertanamannya lebih luas. Menurutnya, saat ini pertanaman salak madu sudah mulai bertambah. Kelebihan lainnya, pada saat tanaman memasuki umur 2 - 2,5 tahun, salak madu sudah bisa berproduksi. Sedangkan salak pondoh baru bisa berproduksi pada umur 3 - 3,5 tahun.
Untuk pemasaran, selama ini petani tidak bisa berbuat banyak karena rantai pasarnya masih dikuasai oleh tengkulak yang menyebabkan harga bervariasi. Hal tersebut menurutnya merugikan petani karena tidak bisa menentukan harga. Beberapa waktu lalu sudah berproses membentuk Sub Terminal Agribisnis (STA) di Tuga Juhar dengan tujuan sebagai sentra penjualan panen salak dari petani di STM Hulu.
Harapan petani dengan adanya STA, harga bisa lebih adil, tidak ada perbedaan antara pemilik lahan terbatas maupun yang lahannya luas. Dengan begitu, menurutnya petani bisa lebih sejahtera dan bisa memperluas lahannya. Untuk memperluas pun, saat ini sudah ada 200-an pohon induk yang sudah disertifikasi.
Dengan adanya pohon induk yang disertifikasi, jika ada perluasan lahan untuk memenuhi kebutuhan bibit bisa dipenuhi oleh kelompok tani.
"Kalau ada perluasan lahan untuk petani baru-baru, ambilnya bisa dari situ. Dari satu batang bisa diambil 6 - 10 buah untuk dijadikan bibit.
Selain mengerjakan salak milik Jani Ginting, dia juga memiliki lahan yang ditanaminya sebanyak 500 batang yang masih berumur 1 tahun. Menurutnya, bertanam salak lebih menguntungkan daripada bertanam kelapa sawit atau karet.
"STM Hulu ini, kemarin sudah disampaikan pak Bupati bahwa di sini dijadikan sebagai sentra salak Deli Serdang. Kami semangat, ditambah lagi dengan adanya STA, harapannya petani yang kurang mampu dengan lahan terbatas bisa terorganisir," katanya.
Beberapa waktu lalu, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Deli Serdang, Marakayo Lubis, mengatakan, dari 187 hektare pertanaman salak di STM Hulu, 93,4 hektare sudah bisa memproduksi 1.125 ton/tahun. Sebanyak 358 petani salak sudah sepakat membentuk kelompok tani dan STA sebagai sentra penjualan salak satu pintu.