Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Perdagangan satwa liar dilindungi terus terjadi. Padahal sudah banyak upaya yang dilakukan untuk menekannya. Namun, pelaku kejahatan satwa dilindungi seolah tak mengenal jera. Penegakan hukum sepertinya tidak cukup. Akibat tingginya perburuan, satwa liar kian menghilang.
Hal tersebut terungkap dalam acara Talkshow & Media Gathering, Kampanye Mencegah Perdagangan Satwa Liar yang digelar oleh World Wildlife Fund (WWF) Indonesia di Hotel Cambridge, Senin (14/1/2019). Menur ahli satwa WWF Indonesia, Sunarto, perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar sudah sangat mengkhawatirkan. Banyak satwa yang statusnya terancam punah.
Sebut saja harimau sumatera, gajah sumatera, orangutan, badak dan banyak yang lain lagi. Dalam banyak penelitian di lapangan yang dilakukan WWF Indonesia bersama dengan mitra lainnya menemukan banyak fakta praktik perburuan. Pihaknya menemukan banyaknya jerat yang dipasang untuk berburu harimau.
Begitu halnya terhadap gajah sumatra. Di Aceh, pada kurun 2017-Juli 2018, ditemukan 13 individu gajah mati. Kondisinya mengenaskan, gadingnya hilang. Menurutnya, angka tersebut hanyalah yang terungkap ataupun diberitakan oleh media. Dia menduga perburuan gajah jauh lebih banyak dan tidak terungkap. "Bangkai gajah itu terurai dalam satu bulan. Jadi, pasti banyak gajah yabg terurai duluan sebelum ditemukan bangkainya, sebelum terungkap," katanya.
Rangkong gading, kata dia, adalah satwa dilindungi yang status keterancamannya menuju kepunahan sangat tinggi. Satwa yang banyak diburu karena paruhnya yang sekeras gading gajah tersebut dalam waktu tidak sampai 5 tahun sudah menjadi terancam punah.
"Fenomenanya luar biasa, status rangkong ini lompat 3 kali di IUCN, langsung menjadi terancam punah walaupun dalam satu kali assessment, ini karena tingginya perburuan" katanya.
Dia menambahkan, hutan adalah habitat bagi satwa liar dilindungi. Keberadaanya terancam punah dengan tingginya perburuan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memangkas rantai perburuan dengan tidak menjadi bagian dari perdagangan satwa liar. "Hutan semakin sepi dari satwa liar karena banyak diburu. Menurut saya, tindakannya harus secara simultan, setiap pihak harus mampu mengambil peran sesuai dengan bidangnya," katanya.
Dalam Talkshow & Media Gathering tersebut, juga hadir Chiko Jericho yang merupakan duta WWF Indonesia untuk gajah. Menurutnya, banyak cara bisa dilakukan untuk mendukung perlindungan gajah. "Saya punya follower. Saya mendapatkan data banyak tentang gajah, saya suarakan melalui media sosial saya. Kalau ada kasus misalnya, tinggal saya posting, saya tag pihak-pihak yang berkompeten," katanya.
Menurutnya, berbicara tentang perlindungan terhadap alam, yang harus menjadi pemahaman adalah, alam akan memberikan yang terbaik jika sebagai manusia dapat berbuat yang terbaik terhadap alam. "Kalau kita memberikan yang terbaik, alam juga akan memberikan yang terbaik untuk kita," ungkapnya.