Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Canberra. Maskapai Australia, Qantas Airways Ltd, mengalihkan penerbangannya yang melintasi kawasan Timur Tengah usai drone militer Amerika Serikat (AS) ditembak jatuh oleh Iran. Penerbangan-penerbangan Qantas untuk sementara akan menghindari Selat Hormuz dan Teluk Oman.
Seperti dilansir Reuters dan Sydney Morning Herald, Jumat (21/6/2019), pengalihan ini berarti memicu perubahan kecil atau penyesuaian terhadap rute penerbangan antara Australia dan London, Inggris.
Diketahui bahwa Qantas mengoperasikan penerbangan dari dan ke London, baik via Singapura maupun penerbangan langsung yang berangkat dari Perth, yang seringkali terbang melewati wilayah udara Iran.
"Kami menyesuaikan jalur penerbangan kami yang melewati Timur Tengah untuk menghindari Selat Hormuz dan Teluk Oman hingga pemberitahuan lebih lanjut," demikian pernyataan juru bicara Qantas Airways.
Lebih lanjut, Qantas menyebut penyesuaian rute yang akan berdampak pada durasi penerbangan ini, tidak akan menjadi masalah serius bagi para penumpang.
Seluruh penerbangan Qantas yang melewati kawasan Timur Tengah biasanya terbang pada ketinggian 40 ribu kaki atau setara 12 ribu meter.
Penyesuaian rute penerbangan Qantas ini diumumkan setelah Otoritas Penerbangan Federal AS atau FAA merilis perintah darurat, yang isinya melarang maskapai-maskapai AS dan operator penerbangan AS untuk terbang melintasi wilayah udara Iran, khususnya di atas Selat Hormuz dan Teluk Oman.
Larangan ini dirilis setelah sebuah drone pengintai AS bernama Global Hawk, yang mampu terbang hingga ketinggian 18.300 meter dan tidak dilengkapi senjata, ditembak jatuh di perairan antara Selat Hormuz dan Teluk Oman pada Kamis (20/6/2019) waktu setempat.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menyebut drone itu terbang di atas perairan internasional saat ditembak jatuh oleh Iran. Namun Korps Garda Revolusi Iran menyatakan pihaknya menembak jatuh drone itu karena 'melanggar wilayah udara Iran' di atas perairan Provinsi Hormozgan.
FAA sendiri dalam pernyataannya menyebut ada 'beberapa' pesawat sipil yang sedang terbang di sekitar drone yang ditembak jatuh. Yang terdekat disebut berjarak jarak 45 mil laut (83 kilometer) dari drone AS itu.
Perintah darurat yang dirilis FAA ini tidak berlaku untuk maskapai-maskapai negara lain. Namun OPSGROUP, yang memberikan panduan untuk maskapai-maskapai global, menyatakan akan mempertimbangkan perintah darurat FAA untuk maskapai global.(dtc)