Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tobasa. Politikus muda dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rian Ernest punya pengalaman unik saat menjadi staf hukum Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, kala masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Diakui Ernest, Ahok memang sosok yang tegas dan konsisten yang tidak banyak dimiliki bangsa ini.
"Dia (Ahok) itu kalau soal peraturan tegas. Banyak pengusaha yang benci. Soalnya ngurus ini-itu, gak bisa asal," cerita Ernest saat menjadi narasumber Focus Grup Discussion (FGD) dalam acara 1.000 Tenda Kaldera Toba Festival yang digelar Rumah Karya Indonesia, di Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatra Utara, (28-30/6/2019). FGD dengan tema "Anak Muda yang Memimpin Menuju Indonesia 2045" itu berlangsung Sabtu (29/6/2019).
Ernest melanjutkan, ia sering dijumpai pengusaha minta dipertemukan dengan Ahok. "Tapi bapak mana mau gitu, kalau berkasnya oke dan sesuai aturan, tak perlu jumpa dan tak perlu lama, izin pasti keluar. Bayangkan mereka (pengusaha) mau ngasih sampe Rp 50 juta. Kalau sehari ada 5 orang, dah berapa? Mana mau bapak disogok makin marah dia nanti," kisahnya.
Ernest sendiri mengaku terjun di dunia politik menjadi kader PSI karena merasa para bandit sudah terlalu banyak di parlemen. Ide menjadi politikus itu ia ilustrasikan saat masih kuliah di Universitas Indonesia (UI). Dikisahkannya, waktu di UI, blasteran Jerman-Tionghoa ini aktif di kegiatan pencinta alam. Suatu waktu saat mendaki gunung, ia dinasehati seniornya karena memetik bunga Edelweis. Waktu itu ia membela diri, karena hanya memetik sedikit saja.
"Kalau semua orang berpikir seperti loe, semua bilang dikit dan dibiarin, kan habis juga ne bunga," kata Ernest menirukan seniornya itu.
Maksudnya, lanjut Ernet yang gagal menjadi anggota DPR RI di Pemilu 2019 lalu ini, banyak orang jahat di parlemen yang pintar "ngeles".
"Kalau mereka dibiarin yang ngisi DPR, mau jadi apa? Jadi enggak usah alergi sama politik. Gue juga tak berharap loe semua masuk partai politik. Tapi sekarang waktunya orang-orang baik muncul," katanya pada belasan peserta FGD yang rata-rata berusia 17 tahun itu.