Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Seluas 3.278,9 hektare tanaman jagung milik petani di Sumatra Utara (Sumut) diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa ulat gerayak. Serangan didominasi kategori rendah seluas 3.206,7 hektare, kategori sedang seluas 69,2 hektare dan kategori berat seluas 3 hektare.
Data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, lahan terluas yang terkena serang OPT di Kabupaten Karo seluas 1.693 hektare. Dari jumlah itu, serangan kategori rendah seluas 1.650,5 hektare, kategori sedang seluas 40,5 hektare dan kategori berat seluas 2 hektare.
Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Marino, mengatakan, tanaman jagung di Karo memang yang paling luas terserang OPT. "Di bawah Karo ada Kabupaten Dairi seluas 939,5 hektare, Pakpak Bharat seluas 186,3 hektare dan Tapanuli Utara seluas 120,1 hektare," katanya, Jumat (5/7/2019).
Selanjutnya di Kabupaten Tapanuli Selatan seluas 3,8 hektare, Toba Samosir seluas 77,7 hektare, Asahan seluas 8 hektare, Simalungun seluas 75,5 hektare, Deli Serdang seluas 60 hektare, Langkat seluas 69,5 hektare, Nias Selatan seluas 2 hektare, Humbang Hasundutan seluas 24,5 hektare dan Serdang Bedagai seluas 1,8 hektare.
Tanaman jagung di Nias Utara juga terkena OPT ulat gerayak seluas 7,5 hektare, Batubara seluas 0,4 hektare Medan seluas 5,5 hektare, Binjai seluas 3,6 hektare, dan Padang Sidimpuan seluas 0,2 hektare.
Marino mengatakan, untuk penanganan tanaman jagung yang terserang OPT berupa ulat gerayak, pihaknya sudah melakukan aplikasi atau penyemprotran dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif emamektin benzoat, klorantraniliprol, atau insektisida yang diketahui dapat membunuh ulat grayak langdung.
"Karena serangannya didominasi kategori rendah, tentu diharapkan dengan rekomendasi penanganan yang diberikan, bisa mengatasi serangan ulat gerayak ini," katanya.