Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Pertanian mengumpulkan Dinas Pertanian Kabupaten dari 3 pulau yang terdampak kekeringan yakni Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera untuk melakukan rapat koordinasi mitigasi dan adaptasi kekeringan.
Langkah ini juga sebagai upaya mengantisipasi peringatan dini dari BMKG yang menyatakan bahwa tahun ini berpotensi kemarau ekstrem sampai dengan bulan September, dan puncaknya diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus 2019.
Selain itu, data BMKG juga menyatakan bahwa sudah 30 hari lebih Pulau Jawa dan Nusa Tenggara tak dituruni hujan.
"Sesuai dengan peta monitoring hari tanpa hujan, sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sudah tidak mengalami hujan lebih dari 30 hari," tutur Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy Wibowo.
Sarwo mengatakan, dari tiga pulau tersebut, terdapat 100 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan dengan luas lahan 102.746 hektar (ha). Kemudian, juga terdapat 9.358 hektare sawah yang puso atau gagal panen di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
"Terdapat lebih kurang 100 kabupaten/kota dengan total luasan 102.746 hektare dan puso 9.358 hektare," kata Sarwo.
Selain itu, Dirjen Tanaman Pangan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, upaya penanganan kekeringan kali ini atau mitigasi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, wilayah yang sudah mengalami kekeringan nanti juga akan menjadi sumber pertumbuhan luas tanaman baru.
"Mitigasi bencana kekeringan tahun agak berbeda dari mitigasi kekeringan sebelumnya. Karena, kita melibatkan wilayah-wilayah yang ketika terjadi kekeringan justru jadi sumber pertumbuhan luas tanam baru," ungkap Gatot.(dtf)