Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali meluncurkan indeks saham baru. Ada dua indeks saham yang akan diluncurkan secara bersamaan pada 12 Agustus mendatang yakni IDX Value30 dan IDX Growth30.
Kepala Unit Pengembangan Produk 1 BEI, Kautsar Nurahmad menerangkan IDX Value30 sendiri adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki valuasi harga rendah atau masih murah. Tentunya dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Biasanya untuk menilai sebuah saham murah dan layak dibeli melihat dari dua rasio yakni price to book value (PBV) dan price earning ratio (PER).
"Kita akan melakukan scoring, untuk indeks ini akan dipilih PBV dan PER yang paling rendah," ujarnya di gedung BEI, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Baca juga: Dibuka di Zona Merah, IHSG Dekati Level 6.000
Sementara untuk IDX Growth30 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki tren fundamental yang baik. Indeks ini akan terdiri dari emiten yang pertumbuhan laba dan pendapatan terhadap harga yang tinggi dengan likuiditas transaksi dan kinerja keuangan yang baik.
Indeks ini akan memilih saham dengan emiten yang kinerja laba dan pendapatan paling tinggi dalam tiga tahun terakhir. Asumsinya dengan fundamental yang baik akan mendorong tren positif sahamnya.
"Tapi ini tidak ngejamin bahwa harga sahamnya akan naik sangat tinggi. Karena kan penyebab bergeraknya nilai saham itu banyak, misalnya dia dapat proyek dan sentimen lainnya," tambahnya.
Saham-saham yang masuk dalam IDX Value30 dan IDX Growth30 sendiri akan dipilih dari indeks 80 saham paling likuid atau IDX80.
Kedua indeks itu akan menggunakan metode caped free float adjusted market capitalization weighting dengan batasan bobot paling tinggi 15% yang disesuaikan saat evaluasi. Untuk evaluasinya akan dilakukan setiap enam bulan, yakni akhir April dan Oktober.
BEI sendiri kembali meluncurkan indeks baru lantaran belakangan ini tren reksadana berbasis indeks semakin diminati. Harapannya dua indeks baru ini bisa menjadi tambahan pilihan bagi manajer investasi untuk membuat produk seperti ETF.(dtf)