Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi - Bersama Kodam V Brawijaya, Pemkab Banyuwangi bakal merevitalisasi Kantor Dagang Inggris yang berdiri sejak awal abad ke-17 di Banyuwangi. Bangunan itu kerap disebut 'Inggrisan'.
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Wisnoe Prasetja Boedi dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk merevitalisasi aset milik TNI AD tersebut. Bangunan itu akan dikemas menjadi destinasi wisata sejarah.
Wisnoe menyampaikan apresiasi atas proses yang telah berjalan ini. "Syukur, akhirnya MoU ini terlaksana hari ini. Dengan MoU ini, payung hukum untuk kerjasama revitalisasi Inggrisan telah ada," kata Wisnoe usai penandantanganan di Markas Kodam V Brawijaya Surabaya, Selasa (6/8/2019).
Senada dengan Wisnoe, Bupati Anas juga mengucap syukur atas terjalinnya kerjasama tersebut. "Alhamdulillah, pemkab bersama TNI AD telah sama-sama bersepakat untuk mengembangkan peninggalan bersejarah di Banyuwangi. Terima kasih kepada pihak TNI AD yang telah mendukung rencana pengembangan ini untuk mendukung sektor pariwisata di Banyuwangi," kata Anas.
Tempat yang akan direvitalisasi merupakan aset bersejarah milik TNI AD yang berlokasi persis di barat Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Blambangan. Bangunan yang diperkirakan didirikan sekitar awal abad 17 ini dulunya merupakan Kantor Dagang Inggris yang didirikan oleh British East India Company (BEIC). Bangunan itu dikenal dengan nama 'Inggrisan' dan kini telah menjadi bangunan cagar budaya Banyuwangi.
Dalam pengelolaan bersama ini, kata Anas, aset Inggrisan tetap milik TNI AD. Pekerjaan rehabilitasi akan dilakukan oleh pemkab dengan mengembalikan bentuk asal Inggrisan.
Menurut Anas, Inggrisan perlu direhabilitasi karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Banyak nilai historis yang bisa digali dari bangunan ini, dan pastinya akan sangat menarik untuk tahu sejarah di balik bangunan tersebut.
"Saat ini mulai banyak orang yang mulai tertarik dengan wisata sejarah. Mengetahui sejarah zaman dahulu ini bagi sebagian orang menjadi daya tarik wisata tersendiri, seperti di Eropa. Inggrisan nantinya bisa dikembangkan jadi wisata sejarah," kata Anas.
Untuk rehabilitasi Inggrisan ini, kata Anas, pihaknya akan menggandeng arsitek kondang Yori Antar. Yori dikenal sebagai arsitek yang kerap memasukkan unsur budaya di dalam setiap karyanya.
"Kami tahu sekali rekam jejak Pak Yori Antar yang dikenal sebagai pendekar arsitektur nusantara. Untuk itu kami melibatkan beliau. Kami telah melakukan riset untuk mengetahui bagaimana dan fungsi Inggrisan zaman dahulu," kata Anas.
"Yang jelas, konsepnya tidak akan mengubah bangunan lama. Bangunan kuno bakal dipertahankan, bila ada yang rusak akan dipugar menyesuaikan bentuk aslinya. Istilahnya kami melakukan tambal sulam," kata Anas.
Anas mengungkapkan, Inggrisan nantinya akan dijadikan kawasan wisata heritage. Bangunan utama Inggrisan akan difungsikan menjadi hotel yang dilengkapi dengan lanskap khas gaya Belanda zaman dahulu.
"Rencananya akan kami jadikan hotel yang bergaya khas Belanda. Misalnya dulu ada sumur atau kolam akan coba kami bangun menyesuaikan bangunannya dahulu," pungkas Anas. dtc