Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Banyaknya kalangan petani menanam tanaman jeruk, hingga produksinya melimpah, berdampak pada anjloknya harga jual jeruk yang dipanen. Akibatnya, tanaman jeruk tidak lagi menjanjikan keuntungan yang besar bagi kalangan petani jeruk.
"Saat ini tidak lagi menjanjikan bertani jeruk. Di tahun 2019 ini semua petani jeruk tarik nafas panjang, mengeluh dengan harga jual yang anjlok hingga di harga Rp 2.500/kg, tidak lagi menjanjikan, "sebut kalangan petani jeruk di Dusun Aras Napal, Kecamatan Besitang, Langkat, seperti yang dikatakan Bambang dan Sudar, keduanya petani jeruk, Senin (26/8/2019).
Dijelaskan mereka, padahal, harga jeruk paling rendah di tingkat petani seharusnya Rp 4.000/kg. Karena, perawatan tanaman jeruk cukup besar modalnya. Mulai dari obat pembasmi hama, vitamin dan pupuk.
"Tetapi harga di bawah Rp 4.000/kg, mana mungkin petani bisa sukses. Lihatlah, sudah banyak tanaman jeruk manis yang rusak dan mati akibat tidak sanggup merawatnya. Semua serba mahal, jika produksinya membludak, sudah wajar harga jeruk murah, tetapi produksi jeruk kan sudah jauh berkurang, tetapi harga jual masih rendah," jelasnya.
Ditemui terpisah, Encis, pedagang penampung jeruk di gudang penampungan di kawasan Pantai Buaya, Besitang, mengatakan, harga jeruk memang masih murah, karena di daerah lain seperti Brastagi, jeruknya masih banyak produksinya.
"Saat ini di kisaran Rp 2.500 - Rp 3.000/kg pengambilan pada petani, ini yang digudang juga belum terjual semua di Medan, karena permintaan Jakarta juga sunyi. Mungkin di bulan November dan Desember, biasanya harga jeruk naik, karena produksinya sudah kurang," katanya.