Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sebagian besar sektor jasa di Inggris gagal tumbuh secepat yang diharapkan pada Agustus. Hal ini menjadi hal yang membuat Inggris semakin dekat dengan resesi.
Menurut sebuah survei dari IHS Markit dan Chartered Institute of Procurement and Supply (Cips), yang dipantau oleh pemerintah dan Bank of England, mencatat bahwa pertumbuhan di sektor jasa tak bisa menghindari tren pelemahan dari industri mnukfaktur dan konstruksi.
Selain itu pertumbuhan di sektor yang mencakup restoran, hotel dan keuangan mengalami kemacetan selama bulan Agustus, padahal sektor tersebut menyumbang sekitar 80% dari ekonomi. Bila kondisi ini terus berlanjut, perekonomian di Inggris terancam mengalami resesi.
"Lemahnya pertumbuhan yang berarti di sektor jasa meningkatkan kemungkinan bagi ekonomi Inggris untuk tergelincir ke dalam resesi," kata Chris Williamson, Kepala Ekonom IHS Markit dikutip dari The Guardian, Kamis (5/9/2019).
Tidak hanya itu, kondisi Brexit yang masih terombang-ambing juga mempengaruhi perekonomian Inggris saat ini.
Survei menunjukkan bahwa beberapa investor Eropa menunda komitmen investasinya untuk proyek-proyek baru. Perusahaan-perusahaan Inggris melaporkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja terhenti bulan lalu seiring meningkatnya kekhawatiran atas prospek ekonomi yang suram.
"Bahkan jika no-deal Brexit dapat dihindari, ketidakpastian terkait dengan posisi perdagangan Inggris dengan UE(Uni Eropa) akan meluas hingga 2020, mengurangi permintaan, ekspor dan investasi " ujar Chris.(dtf)