Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Melihat megahnya gedung DPRD Sumatera Utara yang terletak di Jalan Imam Bonjol Medan, pasti siapa saja warga berkeinginan masuk ke dalamnya. Mengitari sekeliling pekarangannya dari depan hingga ke belakang, samping kiri serta kanan. Naik sampai ke lantai teratas dan merasakan sensasinya saat menatap ke bawah. Selain itu, guna mengetahui apa saja isinya dan bagaimana kenikmatan berada didalam gedung berlantai empat tersebut.
Bersama gedung induk tempat 100 anggota DPRD Sumut berkantor, di sebelahnya terdapat gedung rapat paripurna yang tak kalah megahnya. Ada ruangan besar di dalamnya tempat penyelenggaraan rapat-rapat guna pembuatan berbagai keputusan penting.
Setidaknya ada 100 kursi mewah berbahan kulit dan kayu pilihan melengkapi ruang paripurna. Ditata sedemikian rupa berbentuk bundar. Di sanalah para anggota DPRD Sumut duduk saat menghadiri rapat. Dijamin udara di dalamnya sejuk. Karena pendingin udara pasti menyala sepanjang rapat berlangsung.
Tapi siapa sangka, gedung DPRD Sumut yang megah dan mewah itu ternyata mengalami kebocoran di sana-sini. Sehingga air menetes dari bagian atas dan berisiko membasahi siapa saja yang melintas di bawah plafon yang bocor itu.
Pantauan di lokasi, setidaknya terdapat enam titik bocor yang terdapat di gedung induk DPRD Sumut. Dua titik berada di depan pintu masuk. Siapa saja anggota dewan atau warga lainnya yang melewati anak tangga, dengan mudah melihat plafon yang bocor sebelum melewati pintu.
Agar setiap yang hendak masuk ke gedung induk terhindar dari terpaan tetesan air, petugas pembersih ruangan (cleaning service) meletakkan ember kecil guna menampung. Petugas juga bersiaga mengepel lantai dari percikan air, supaya yang melintas tidak terpeleset.
Satu titik bocor terdapat di anak tangga yang menghubungkan lobi gedung induk dengan lantai dua, jika hendak menuju ruang pimpinan DPRD Sumut. Di sini juga ditempatkan ember kecil.
Tiga titik bocor lainnya persis di lorong jalan menuju ruang pimpinan dewan setelah melewati anak tangga. Seperti titik bocor lainnya, di ketiga titik itu juga diletakkan ember kecil berwarna hitam.
Sudah lebih dari sepekan terakhir plafon gedung DPRD Sumut yang bocor-bocor ketahuan. Namun belum ada upaya renovasi atau perbaikan yang dilakukan sekretariat dewan. Bahkan saat pelantikan 100 anggota DPRD Sumut yang baru, periode 2019-2024, dilaksanakan (16/9/2019), kebocoran dan tetesan air dibiarkan begitu saja. Padahal acara tersebut dihadiri banyak pejabat dan tokoh penting. Seperti Gubernur Sumut dan wakilnya, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.
Sekretariat DPRD Sumut, Erwin Lubis, yang ditanyai soal gedung dewan yang bocor-bocor itu, merespons dingin. Tidak terlihat rasa "bersalah" atau menyesal atas situasi tersebut. Atau bahkan malu. Kendati dia merupakan pengelola gedung dan seluruh perlengkapannya.
"Tidak ada anggaran, apa yang bisa dilakukan. Bukan tidak mau memperbaiki, kau tanya dia ini, dia yang paling tahu," jawab Erwin sambil menunjuk ke salah seorang bawahannya, menjawab wartawan, Jumat (20/9/2019).
Dijelaskannya, di Perubahan APBD 2019 sesungguhnya sudah dianggarkan biaya pemeliharaan gedung DPRD Sumut. Sebesar Rp 200 juta. Karena evaluasi Kementerian Dalam Negeri terhadap P-APBD belum tuntas dilakukan, pekerjaan renovasi belum bisa dilaksanakan.
"Begitu ketentuannya, makanya yang bocor-bocor belum bisa diperbaiki," ungkap staf Erwin.
Kerusakan di gedung DPRD Sumut tak hanya plafon yang bocor. Di beberapa titik lainnya terdapat pula penutup plafon yang sudah terkelupas sehingga terlihat berlubang (bolong). Ditambah kamar mandi atau toilet yang jorok. Semuanya mencemari kemegahan dan kemewahan gedung DPRD Sumut sebagaimana terlihat dari luar. Malu-maluin.