Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik telah merawat sebanyak 12 orang pasien suspect difteri, dalam 2 pekan terakhir. Dimana satu diantaranya merupakan mahasiswa USU asal Malaysia berinisial NA (21), yang meninggal dunia pada Sabtu (21/9/2019) lalu.
Kasubbag Humas RSUP Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak menyampaikan, dari 11 pasien sisanya, 6 diantaranya telah dipulangkan. Yakni 2 pasien pada, Senin (30/9/2019) dan menyusul 4 pasien lainnya pada Rabu (2/10/2019) ini.
"Selanjutnya, 2 pasien asal Malaysia berinisial LW dan U juga akan menyusul dipulangkan, dan tinggal menunggu proses administrasinya saja," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (3/10/2019).
Rosa menjelaskan, kesebelas pasien suspect difteri ini, umumnya berasal dari Kota Medan, yaitu SN (5), IP (4), RP (5), VN (5), NS (31), DE (3), dan RR (5). Selanjutnya juga ada yang dari Sibolangit yakni NM (10), dan rujukan dari Nias RH (3), serta dua mahasiswa USU Asal Malaysia U (21) dan LH (21).
"Pasien yang sudah pulang itu masing-masing SN, IP, RP, NM, VN dan NS. Sebelumnya, pasien atas nama NM dan VN sudah terlebih dahulu pulang," jelasnya.
Rosa menerangkan, keenam pasien yang dipulangkan ini kondisi sudah membaik, sehingga dokter pun selanjutnya merekomendasikan untuk kepulangannya.
Namun begitu, Rosa menegaskan, sejauh ini hasil pemeriksaan swab para pasien melalui laboratorium di Litbangkes memang belum diketahui secara defenitif. Meski penanganan secara klinis tetap dilakukan untuk pengobatan difteri.
"Tanda-tanda difterinya memang ada. Umumnya seperti demam dan sakit saat menelan," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, sejauh ini sebanyak 774 orang telah diberi divaksin atau diimunisasi difteri. Ratusan orang ini merupakan orang-orang yang melakukan kontak dengan almarhum NA mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang meninggal pada Sabtu, (21/9/2019) karena suspect difteri.
"Kemudian orang-orang yang menjaga selama dia sakit, serta yang sering sama dia waktu kuliah. Sebab kita memberi perlakukan KLB (Kejadian Luar Biasa) atas kejadian ini apalagi ditemukan kasus suspect difteri ini," ujarnya.
Tak hanya itu, Alwi juga mengaku pihaknya akan melakukan penyelidikan epidemologi (PE). Hal ini dilakukan melalui pengamatan dan mengidentifikasi terhadap orang-orang terdekat almarhum NA.
"Sebanyak 774 orang ini terdiri dari, mahasiswa Fakultas Kedokteran USU sebanyak 325 orang, di RS USU sebanyak 310 orang, dan di tempat kos korban sebanyak 139 orang. Kita juga berikan antibiotic profilaksis selama 7 hari, untuk mencegah supaya tidak terjadi penyebaran, karena kontak erat ini punya kemungkinan paling tinggi tertular difteri," paparnya.