Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan menyebut bahwa ekonomi negaranya sudah masuk dalam resesi. Hal itu disebabkan oleh aksi demonstrasi yang terjadi selama hampir 21 minggu. Ekonomi Hong Kong resesi apakah mengganggu transferan uang alias remitansi ke Indonesia?
Salah satu bank RI yang memiliki layanan remitansi cukup besar di Hong Kong adalah PT BNI Tbk (Persero). Menurut General Manager PT BNI (Persero) cabang Hong Kong, Wan Andi aksi demonstrasi tidak mengganggu proses pengiriman uang ke Indonesia.
"Saat ini kami belum melihat adanya pengaruh dari demonstrasi di Hong Kong, malah sebenarnya kecenderungannya meningkat, terutama untuk penggunaan ATM," kata Andi saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Dia menerangkan hingga saat ini rata-rata remitansi BNI dari Hong Kong ke RI mencapai Rp 122,6 miliar. Sementara jika dilihat secara kumulatif dari Januari hingga September 2019 mencapai Rp 1,1 triliun.
Layanan remitansi BNI di Hong Kong terdapat beberapa channel, mulai dari enam ATM, empat outlet khusus remitansi, tiga agensi remitansi, hingga layanan mobile-banking.
Andi menjelaskan layanan pengiriman uang TKI ke Indonesia melalui BNI belum terganggu lantaran aksi demonstrasi yang dilakukan baru terjadi sore hari dan hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Sehingga para TKI bisa melakukan transaksi di pagi hari setiap harinya.
"Karena demonya berlangsung sore hari sementara mba-mba (TKI) kita itu keluar pagi, jadi sampai sekarang belum terganggu. Cuma kita kasih tahu untuk datang pagi saja," jelas dia.
Sementara Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam menilai resesi ekonomi Hong Kong tidak memberikan dampak signifikan terhadap kondisi tenaga kerja Indonesia (TKI).
"Keberadaan TKI kita di Hong Kong saya kira juga tidak banyak terganggu oleh perlambatan ekonomi Hong Kong," kata Piter. dtc