Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengungkapkan bahwa akan ada potensi penambahan lahan baku sawah. Dalam ketetapan lahan baku sawah di tahun 2018, lahan baku sawah ditetapkan seluas 7,1 juta.
Usai melakukan rapat soal lahan pertanian bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil menyatakan bahwa ada perbedaan antara data yang di tahun 2018 dengan Kementerian Pertanian. Untuk itu BPN akan melakukan pengecekan kembali terhadap luas lahan baku sawah di 20 provinsi lumbung pangan.
"Kita menyamakan persepsi dan data tentang data lahan baku sawah, ya beberapa waktu yg lalu ada perbedaan data yang telah di-publish dengan prespektif Kementerian Pertanian seperti diketahui data itu memang data tahun 2018," ungkap Sofyan di kantornya Kamis (31/10/2019).
"Dengan subjek verifikasi di lapangan sekarang kita akan verifikasi 20 provinsi penghasil beras utama," lanjutnya.
Sofyan menyatakan kemungkinan akan ada penambahan lahan baku sawah di Indonesia usai dilakukan verifikasi data di 20 provinsi lumbung nasional. Namun dia belum bisa menyatakan berapa bertambahnya, angkanya akan dilaporkan bulan Desember.
"Ada penambahan tapi angka finalnya nanti Desember. Kita masih hitung-hitungan, mudah mudahan 1 Desember bisa kita keluarkan data koreksi dari yang sudah di-publish sebelumnya," ucap Sofyan.
Sebelumnya, Syahrul menyatakan bahwa selama ini cara mendapatkan data lahan baku sawah yang dilakukan BPN dinilai masih kurang tepat. Dia menyatakan pencitraan satelit masih sering kurang tepat.
"Finally data selalu dilakukan, pasti ada dinamika, itu yang terjadi. Perbedaan itu muncul kalau kita gunakan pencitraan satelit banyak," ungkap Syahrul ditemui di tempat yang sama.(dtf)