Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, menyebutkan data terbaru jumlah babi yang mati di Sumut karena serangan virus hog kolera, yakni sebanyak 29.217 ekor.
Meski mengaku kewalahan menangani virus tersebut, namun Gubernur Edy menegaskan jika Pemprov Sumut terus melakukan langkah-langkah yang intensif untuk pencegahan meluasnya penyakit babi itu.
Berbicara menjawab wartawan di Medan Kamis (19/12/2019), Gubernur Edy mengatakan Pemprov Sumut telah menggelontorkan Rp 5 miliar untuk penanganan dan pencegahan virus babi tersebut.
Anggaran yang dikelola lewat Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Pengendalian dan Pencegahan Hog Kolera itu, misalnya untuk pengawasan terhadap jual-beli babi, agar babi yang sudah terkontaminasi dengan virus ini tidak menyebar hingga ke daerah ataupun provinsi lainnya.
Kemudian untuk mendirikan posko-posko di beberapa daerah yang mayoritas penduduknya beternak babi, dimana dilakukan pencegaha virus dengan cara teknis, yaitu menyemprotkan disinfektan.
Lewat posko itu, juga dilakukan pengawasan ketat agar tidak ada babi mati karena virus hog kolera di buang ke pinggir jalan, ke sungai maupun ke sembarang tempat, tetapi dikuburkan di tempat yang ditentukan.
Di singgung soal pemusnahan babi?, Gubernur Edy mengatakan belum bisa melakukannya begitu saja. Sebab pemerintah tidak menyiapkan anggaran untuk ganti rugi kepada masyarakat.
Edy punya perhitungan. Misalnya jika dikali Rp 3 juta saja per ekor, akan sangat besar biaya untuk pemusnahannya karena babi yang dimusnahkan mencapai sekitar 2 juta ekor.