Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kinerja harga minyak minta kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kembali memudar setelah sebelumnya berada di atas RM 3.000/metrik tonnya. Bahkan di saat terjadi serangan Iran ke sejumlah basis Amerika Serikat (AS) di Irak, harga CPO sempat diperdagangkan di atas RM 3.100/metrik ton. Tapi saat ini harga CPO sudah kembali turun. Harga CPO terkoreksi di kisaran RM 2.900/metrik ton.
Sentimen penurunan harga CPO tidak terlepas dari penurunan harga minyak mentah dunia. Sebelumnya saat terjadi masalah antara AS dengan Iran, harga minyak dunia jenis WTI sempat berada di atas US$ 63/barel. Bahkan menyentuh harga US$ 65/barel. Kala itu, harga CPO pun ikut meroket dan sempat bertengger di kisaran RM 3.100-an/metrik ton.
"Namun saat ini harga minyak mentah dunia kembali turun di kisaran US$ 58/barel seiring dengan meredanya masalah AS-Iran. Kondisi itu ikut mengakibatkan penurunan pada harga komoditas dunia lainnya termasuk CPO," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Jumat (17/1/2020).
BACA JUGA: Tak Terbendung, Harga CPO Tembus RM 2.910/Metrik Ton
Penurunan harga CPO juga tidak terlepas dari sikap tidak percayanya pelaku pasar terhadap kesepakatan dagang tahap pertama antara AS dengan Cina, di mana keduanya masih menunjukkan sikap permusuhan. Cina menyatakan perang yang lebih besar terhadap AS setelah kepepakatan tahap I ini ditandatangani.
Sementara itu, AS juga menyatakan akan kembali membicarakan kesepakatan dagang tahap II dengan Cina, di mana AS tidak akan menurunkan tarif ke Cina setidaknya hingga November mendatang. Sikap ini menunjukkan masih adanya permusuhan, ditambah lagi masalah geopolitik yang bisa saja mencuat kapan pun.
"Saya melihat di tahun 2020 ini, CPO harganya berpeluang bertahan mahal, dan bisa kembali naik seandainya kondisi di banyak negara seperti konflik kembali mencuat. Masih ada banyak ketidakpastian yang membuat harga CPO bisa kembali naik nantinya. Musim panen memang bisa memicu penurunan, tetapi perang dagang antara India Malaysia akan mengkompensasinya," kata Gunawan.