Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Salah satu tujuan seseorang bersastra adalah sebagai bentuk atau cara ia melakukan perlawanan. Beragam hal yang menjadi tema perlawanan sastrawan. Apakah ketidakadilan, kekuasaan yang sewenang-wenang, penindasan kemanusiaan, bahkan perlawanan terhadap hegemoni di dalam dunia sastra itu sendiri.
Demikian sejumlah poin yang mengemuka dalam diskusi Kuasa Sastra yang berlangsung di Literacy Coffee, Jalan Jati II No 1 Teladan Timur Medan, Sabtu malam (18/1/2020). Para pemantik diskusi di antaranya Juhendri Chaniago (pengamat sastra) Robby Sirait (penulis novel) dan Dian Purba (pegiat sejarah) mengungkapkan pandangannya dari ragam aspek.
"Kita masih ingat perlawanan di dalam sastra itu sendiri, dimana sejumlah sastrawan menolak hegemoni estetika sekelompok orang dan sentralisme Jakarta. Mereka melawan lewat tulisan-tulisannya," kata Juhendri.
Menurut Juhendri, sastra perlawanan itu akan terus ada, meski terasa tak semassif dulu saat mengkritisi satu persoalan.