Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Camat Medan Tuntungan, Topan Ginting menyebut pihak Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah mematuhi imbauan yang diberikannya untuk melakukan karantina atau penundaaan jadwal kepulangan santri.
"Sesuai imbauan santri diperbolehkan pulang tanggal 5 April atau setelah masa karantina 2 guru yang berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) berakhir," ujar Topan, ketika dihubungi, Senin (30/3/2020).
Dia mengucapkan terima kasih kepada pihak pesantren yang telah bersedia menunda proses kepulangan santri. "Pihak kecamatan juga sudah melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke pesantren," ungkapnya.
Proses penyemprotan cairan disinfektan, diakuinya untuk membunuh virus corona agar tidak menjangkit kepada para santri dan guru.
BACA JUGA: 2 Guru ODP Corona, 3.000 Santri Ar-Raudhatul Hasanah Medan Diisolasi
"Kami semprot disinfektan agar virus tersebut tidak menyebar. Ini bagian dari upaya antisipasi dan pencegahan dilakukan," tuturnya.
Seperti diketahui, sebanyak 3.000 santri pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan terpaksa menjalani isolasi selama 14 hari ke depan. Pasalnya, dua guru di pesantren tersebut masuk dalam kategori ODP (Orang Dalam Pengawasan) virus corona.
Camat Medan Tuntungan, Topan Ginting, mengatakan, proses isolasi membuat pemulangan santri menjadi terkendala. Menurutnya, hal ini dilakukan demi kepentingan bersama.
"Dua guru di sana baru pulang dari luar kota, berdasarkan laporan dan pemeriksaan yang dilakukan Puskesmas Simalingkar, keduanya ODP," ujar Topan, Sabtu (28/3/2020).
"Kalau sudah tidak ada masalah selama masa isolasi, maka santri boleh dipulangkan ke orang tuanya sesuai arahan dari pihak puskesmas," lanjutnya.
Dia mengatakan, permintaan penundaan ini dilakukan setelah pihaknya mendapatkan informasi bahwa, hari ini sekitar 3 ribu santri yang menuntut ilmu di pondok tersebut akan dipulangkan.
Sekretaris Pondok Pesantren Raudathul Hasanah, Miftahuddin mengkui guru yang dinyatakan ODP memang diisolasi mandiri.
"Benar sedang diisolasi mandiri. Pada 23 Maret lalu, sepulang dari Jakarta, datang pihak Puskesmas kecamatan. Lalu wawancara, tanpa periksa-periksa atau gunakan alat apapun, lantas menyatakan ODP. Kemudian guru di isolasi. Memang saat itu guru kami itu sedang flu. Sekarang saya lihat sudah sehat tapi masa isolasi katanya 14 hari, ya sudah ikut aturan," katanya.
Dia berharap pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut menjelaskan kepada masyarakat ODP itu seperti apa? Kalau hanya wawancara dan seseorang datang dari wilayah terpapar wabah covid-19 apakah pasti ODP, walaupun tanpa pemeriksaan dengan alat medis, agar tidak membuat masyarakat bingung dan takut.