Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah diminta serius memperhatikan bidan desa (Bindes) yang merupakan garda terdepan menyelamatkan desa dari ancaman covid-19. Dalam hiruk pikuk covid-19 sekarang ini, bidan desa belum mendapat perhatian serius karena seluruh energi nasional masih tertuju kepada kesiapan perkotaan dan rumah sakit yang ada di perkotaan.
Padahal, dengan arus balik yang cepat dari kota ke desa, penyebaran virus ini berpotensi pindah ke desa dalam dua bulan ke depan. Oleh karena itu, bidan desa sebagai garda terdepan harus mendapatkan prioritas penyelamatan.
Demikian dikatakan Koordinator Tatakelola Pengetahuan, Hutan Rakyat Institute (HARI), Medan, Fencenel Harefa, dalam siaran tertulisnya yang diterima medanbisnisdaily.com, Senin (13/4/2020).
"Satu bindes melayani sekitar 700 orang, tergantung jumlah penduduk suatu desa. Di Indonesia, terdapat 83.931 desa, yang artinya, terdapat 83.931 Bindes. Provinsi Sumatra Utara terdiri dari 5.417 desa, artinya punya 5.417 Bindes di seluruh wilayah kabupaten dan kota se Sumatera Utara. Mereka adalah garda terdepan yang segera harus diperhatikan," kata Harefa.
Lebih lanjut, dijelaskan Harefa, secara nasional, hampir separuh populasi Indonesia berada di kota yang mayoritas punya ikatan dengan kampung halamannya.
Dan faktanya, banyak desa telah melaporkan warga kota dari berbagai zona merah telah mulai memasuki desa-desa.
"Maret lalu kami berkomunikasi dengan seorang Bindes di salah satu kampung di kabupaten Toba. Dia menyampaikan tuntutan warga kepada seorang Bindes untuk merespon seluruh jenis penyakit di level desa, termasuk covid-19. Tragisnya, Bindes tidak memiliki alat pelindung diri yang memadai, termasuk alat pengukur suhu tubuh infrared. Hal itu sangat berisiko. Kondisi pun semakin rumit, karena anak mahasiswa dan para perantau yang libur, juga kehilangan pekerjaan, mulai pulang kampung ditambah lagi musim mudik yang semakin dekat.
"Dalam hitungan kami, untuk memenuhi ADP, taksiran biaya dibutuhkan adalah sebanyak Rp10 juta untuk satu desa. Dana itu untuk membeli 1 buah pengukur suhu tubuh infrared masker 1 paket. Pakaian pelindung 1 lusin, sarung tangan satu kardus dan sanitizer.
Kebutuhan selanjutnya sambung Harefa, adalah paket tangki air, sabun, dan disinfektan yang ditempatkan di pintu desa atau kantor kepala desa. Jangan sampai reaksi yang lambat, penyebaran covid-19 merengsek lebih dalam ke sendi-sendi kehidupan masyarakat di desa, akhirnya.