Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Mengikuti tren kenaikan bursa global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 5.010. Pada perdagangan hari ini, IHSG masih berkonsolidasi dikisaran harga 5.000-an. Kompak dengan IHSG, rupiah juga menguat di level 14.415/dolar Amerika Serikat (AS).
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, burden sharing antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) pada dasarnya memberikan dampak positif bagi pasar keuangan. "Namun dampak yang lebih luas bisa terjadi pada laju tekanan inflasi. Karena pada dasarnya, pemerintah menerbitkan SBN, lantas BI yang menyerapnya, tanpa biaya bunga," katanya, Selasa (7/7/2020).
Gunawan menjelaskan, pada saat pemerintah menerima uang pembelian dari BI, lantas pemerintah menyalurkannya ke masyarakat. Dan penyaluran ini sangat diyakini bentuknya adalah bantuan kepada masyarakat selama pandemi corona masih berlangsung. Jadi memang akan ada banyak uang beredar ditengah aktivitas ekonomi yang belum sepenuhnya kembali normal.
Uang yang beredar itu nantinya akan dibelanjakan sehingga memicu tren kenaikan harga kebutuhan masyarakat. Ini yang menjadi masalah mendasar, dimana laju tekanan inflasi yang terjadi akibat kebijakan burden sharing tersebut, berpotensi terjadi di tengah aktivitas ekonomi yang melambat. Atau bahkan lebih buruknya inflasi justru terjadi saat tengah berhadapan dengan resesi (pertumbuhan negatif).
Sehingga kontrol kebijakan di level makro tantangannya cukup besar. Daya beli memang bisa dijaga jika pemerintah bersama BI bersinergi untuk menjaga daya beli masyarakat ditengah ancaman krisis ekonomi. "Namun terlalu berani dalam menyerap SBN, saya justru mengkhawatirkan adanya potensi ancaman gangguan ekonomi yang lebih luas dan berbahaya," kata Gunawan.
Sejauh ini, kata Gunawan, burden sharing yang dilakukan pemerintah serta BI tersebut belum begitu mempengaruhi pelaku pasar.