Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah sempat meroket hingga tembus ke US$ 2.070/troy ons yang merupakan harga tertinggi sepanjang sejarah, kinerja emas belakangan kembali memudar. Pada perdagangan hari ini, harga emas ditransaksikan di kisaran US$ 1.890/troy ons setelah klaim Rusia yang menemukan vaksin untuk Covid-19.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, temuan vaksin tersebut menekan kinerja harga emas. Karena memang memburuknya kondisi ekonomi belakangan ini dipicu oleh penyebaran Covid-19 yang memaksa banyak negara masuk ke dalam jurang resesi. Hal ini yang sebenarnya menjadi pokok permasalahan yang memicu terjadinya kenaikan emas sebelumnya.
"Nah, tekanan pada harga emas saat ini saya pikir masih dipengaruhi oleh sentimen temuan vaksin tersebut. Meski pada dasarnya perkembangan pengembangan vaksin belakangan ini santer terdengar dengan ragam progress yang positif. Namun kerap diwarnai dengan sikap pesimis dari para ahli baik itu kapan akan diproduksi masal. Tidak kalah penting adalah efektifitas vaksin dalam menangkal corona yang belakangan kembali diragukan," katanya, Rabu (12/8/2020).
Disisi lainnya, membaiknya kinerja dolar Amerika Serikat (AS) setelah data pengangguran di AS membaik, juga turut memudarkan harga emas dunia. Dolar AS kembali diburu investor yang tercermin dari surat utang AS tenor 10 tahun yang juga mengalami kenaikan.
Dikatakan Gunawan, harga emas memang berpotensi memudar seandainya penyebaran Covid-19 mampu ditangkal. Dan klaim temuan vaksin sejauh ini menjadi salah satu sentimen negatif bagi harga emas itu sendiri. Namun, motor penggerak penguatan harga emas masih ada. Terlebih jika resesi masih menghantui banyak negara yang bisa saja membuat emas kembali mengalami kenaikan.
Atau justru memburuknya hubungan politik dan dagang antara AS dengan Cina serta sejumlah negara lainnya. Tetapi momentum penguatan harga emas saat ini akan sirna setidaknya hingga Pemilu di AS November mendatang berakhir. Dan jika tatanan ekonomi masyarakat kembali seperti sedia kala nantinya, bukan tidak mungkin harga emas akan stagnan dan cenderung mengalami penurunan.
"Tapi jika nantinya Presiden AS Donald Trump kembali terpilih, bukan tidak mungkin harga emas masih akan bergerak dengan kecenderungan naik. Jadi yang perlu dilihat itu adalah ekspektasi terkait dengan perkembangan politik maupun ekonomi ke depan," kata Gunawan.
Jika mengacu kepada harga dolar AS terhadap rupiah yang di level 14.645/dolar AS, maka harga emas sejauh ini di kisaran Rp 893.000/gram untuk logam mulia. Gunawan menyarankan, sebaiknya saat ini tahan dulu untuk membeli emas dan terus mengamati perkembangan terkini terkait Covid-19, resesi serta hubungan dagang antar negara.
Pemilik Toko Emas Suranta di Pasar Pringggan Medan, Edi Suranta, mengatakan, harga emas yang sempat tembus Rp 955.000/gram membuat penjualan sepi. "Meski sudah turun, tapi masih sangat mahal. Apalagi saat ini ekonomi sulit karena Covid-19. Sementara masyarakat yang punya emas sepertinya memilih menahan tidak menjual. Mungkin menunggu harga lebih mahal lagi atau memang tidak membutuhkan dana," katanya.