Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, menyebut kebijakan penyekatan di Kepulauan Nias selama 2 minggu karena peningkatan kasus covid-19, telah mulai membuahkan hasil.
Gubernur Edy menyebutkan telah terjadi penurunan yang drastis kasus covid-19 di sana. Karena itu, akan terus dioptimalkan penyekatan, utamanya bagi orang yang datang ke Kepulauan Nias.
"Sangat menurun. Kemarin (Senin) hanya 83 orang yang kena dari minggu yang lalu itu 200 orang. Begitu drastisnya (di Nias) itu turun," ujar Edy menjawab wartawan usai pelantikan pejabat eselon II dan III di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (29/09/2020).
Gubernur Edy yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut itu mengatakan a Utara, Edy Rahmayadi sudah menyiapkan rencana selanjutnya, yakni kemungkinan dilakukannya perpanjangan masa penyekatan jika setelah 14 hari nanti.orang yang terpapar covid-19 di sana semakin bertambah.
"Kita berharap (melalui penyekatan) benar-benar teratasi. Baik orang-orang yang terkonfirmasi dan pasien bisa penyembuhan maksimal. Kita lihat dulu, jika itu tidak terselesaikan kita perpanjang," kata Edy didampingi Wakil Gubernur, Musa Rajekshah.
Ia mengungkapkan, hingga per kondisi Senin (28/09/2020), tingkat kesembuhan pasien Covid-19 Sumut sudah mencapai 64%. Sedangkan dari skala nasional, pada kategori itu sudah mencapai 73%. "Ini yang kita berusaha kejar tingkat penyembuhan itu," katanya.
Sebelumnya, Komandan Satuan Tugas Khusus Penanganan Covid-19 Kepulauan Nias, Kolonel Inf Fabriel Buyung Sikumbang, menyampaikan dari 106 kasus positif covid sebelum penyekatan dilakukan, terungkap 54 orang dinyatakan negatif berdasarkan hasil rapid dan swab test.
"Waktu kami memulai operasi ini, sudah pegang data pasien yang terpapar di Nias baik hasil swab ataupun hasil rapid positif. Sampai sekarang sudah dilakukan untuk 299 orang (swab dan rapid), dan hasil yang keluar sekitar 54 orang (negatif)," ujarnya menjawab wartawan, Senin (28/09/2020).
Hingga saat ini penyekatan Kepulauan Nias masih berjalan baik melalui jalur udara dan laut. Setiap penumpang melalui kedua jalur itu, wajib menunjukkan surat keterangan hasil swab covid negatif.
"Ya, sejauh ini saya melihat masyarakat masih mematuhi aturan itu. Baik penumpang dari laut maupun udara, mereka semua menyertakan surat bebas covid melalui swab tersebut," ujarnya.
Begitupun dengan pengiriman logistik, kata Fabriel, sejauh ini tidak ada masalah. Contoh dari Sibolga masuk ke Nias, meski loading barang masuk ke kapal namun sopir tidak ikut masuk. "Jadi tidak ada kendala dan hambatan apapun untuk jalur pengiriman logistik yang masuk ke Nias," katanya.
Isolasi terhadap penumpang setelah diperiksa terbukti terpapar covid pun, tetap diberlakukan pihaknya. Termasuk bagi penumpang yang coba mencuri-curi dengan tidak membawa hasil swab negatif covid.
"Namun sejauh ini tidak ada. Sejauh mereka membawa surat swab, berarti tidak ada namun tetap kami karantina. Tetapi ada juga yang mencoba mencuri-curi masuk tidak membawa surat swab. Ini yang kita lakukan pemeriksaan," katanya.
Bahkan mengenai jumlah yang terpapar covid-19 sejak isolasi Nias diberlakukan, ia mengamini tidak terlalu banyak. Sebab sejak penyekatan juga dilakukan, mobilisasi orang ke Nias tidak terlalu banyak. Pihaknya menilai, orang juga sudah membatasi perjalanan sejak kebijakan dimaksud diterapkan di Nias.
"Waktu mereka di swab, mereka kita karantina. Jika nanti hasilnya sudah keluar dan negatif, kami akan kembalikan ke rumah mereka masing-masing. Dan untuk kamar atau ruangan isolasi, tetap dipakai. Sebab tidak hanya untuk pasien positif, juga yang sudah di swab sampai menunggu hasilnya," ujarnya.
Sedangkan mengenai bantuan alat-alat PCR di RSUD Gunung Sitoli, imbuh dia beberapa alat sudah dikirim ke RS tersebut. "Tapi saya belum cek lagi ke sana alat apa saja yang sudah sampai itu," pungkasnya.