Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bank Indonesia (BI) menepati janjinya memangkas besaran suku bunga acuannya menjadi 3,75%, dari posisi sebelumnya sebesar 4%. Seiring dengan kebijakan Bank Indonesia tersebut, kinerja mata uang rupiah pun mengalami pelemahan di level 14.155/dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan rupiah sempat menembus level psikologis 14.200 sepanjang sesi perdagangan hari ini.
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, kebijakan BI memangkas bunga acuan memang akan memberi kabar positif bagi dunia usaha. Di tengah pandemi seperti sekarang ini, dunia usaha membutuhkan dorongan dari bunga pinjaman yang rendah. "Meskipun di saat pandemi seperti sekarang ini, dunia usaha juga masih kewalahan untuk tumbuh. Karena covid-19 telah merusak sendi sendi perekonomian," katanya, Kamis (19/11/2020).
Gunawan mengatakan, kebijakan suku bunga rendah ini memang membantu pelaku usaha nantinya dalam menyerap lebih banyak pinjaman untuk diputar. Meski disisi lainnya, kebijakan menurunkan suku bunga acuan memang bisa saja membuat rupiah berada dalam tekanan terhadap mata uang asing khususnya dolar AS.
"Jadi kebijakan BI menurunkan bunga acuan saya pikir ruangnya sudah sangat terbatas. Kalau nanti diturunkan lagi, rupiah dikhawatirkan akan melemah lagi. Disisi lainnya, kebijakan suku bunga acuan yang rendah juga akan membuat aset keuangan atau produk keuangan menjadi kurang menarik. Jadi harus diwaspadai kemungkinan adanya pembalikan modal," katanya.
Berbeda dengan mata uang rupiah yang seakan tidak mampu melawan tekanan pasar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mampu berbalik dan ditutup menguat 0,66% di level 5.594,06. Kinerja IHSG telah menguat selama 5 hari beruntun yang seharusnya membuat investor waspada terhadap kemungkinan aksi jual atau profit taking.