Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 33 Kabupaten/kota yang didiami penduduk yang berjumlah tidak kurang dari 13,22 juta jiwa adalah suatu aset yang tidak ternilai untuk pengembangan dan pembangunan wilayah Sumatera Utara. Hal inilah potensi sumber daya manusia yang harus dioptimalisasi untuk terus memberikan hidup dan penghidupan bagi Sumut. Penduduknya dengan keanekaragaman yang majemuk membuat Sumut menjadi sangat kaya dalam sisi pengembangan sumber daya manusia.
Perwujudan Sumatera Utara Bermartabat menjadi agenda utama dalam pemerintahan Bapak Gubernur Edi Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah. Hal ini akan menjadi nafas dan pengabdian untuk periode lima tahun semenjak dilantiknya menjadi Gubernur. Perwujudan ini dituangkan dalam visi dan misi Pemerintah Provinsi Sumut. Dalam turunan berikutnya, misi itu dituangkan menjadi 5 (lima) point penting. Namun untuk kali ini, hanya akan dibahas tentang point yang pertama saja; yaitu, Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan yang cukup, rumah yang layak, pendidikan yang baik, kesehatan yang prima, mata pencaharian yang menyenangkan, serta harga-harga yang terjangkau.
Kajian di atas akan lebih spesifik dalam upaya pemberdayaan perempuan dalam keluarga untuk mewujudkan Sumut Bermartabat. Hal ini dipandang perlu mengingat bahwa perempuan dalam keluarga menjadi hal yang sangat penting. Perempuan sebagai benteng rumah tangga. Benteng yang bisa mempertahankan keutuhan keluarga dari berbagai “serangan-sosial” yang berasal dari luar. Karena itulah, maka tulisan ini khusus mengkaji tentang pemberdayaan perempuan.
Kedudukan Perempuan dalam Keluarga
Sungguh kedudukan perempuan luar biasa dalam keluarga. Tidak sedikit para perempuan yang juga harus menjadi tulang punggung keluarga, atau setidaknya menjadi “pekerja” demi membantu ekonomi rumah tangga, ataupun sekadar untuk memberi akses yang merata bagi perempuan. Jika kedudukannya sebagai membantu tulang punggung keluarga, maka sangat banyak tugas berat yang dilakukan. Menjadi ibu bagi para anak-anak, serta menjadi pekerja yang harus ikut membantu ekonomi suami mencari nafkah.
BACA JUGA: Mewujudkan Pilkada Serentak Berbasis Protokol Kesehatan
Namun ada juga para perempuan yang bekerja bukan dikarenakan alasan ekonomi. Tetapi lebih dikarenakan faktor lingkungan sosial. Dikarenakan sudah sangat layak untuk mendapatkan pekerjaan baik pada sektor publik, maupun pada sektor privat. Ada juga yang bekerja dalam sektor formal, maupun sektor non-formal. Ini dilakukan para perempuan demi menunjukkan eksistensinya sebagai perempuan yang tidak hanya diam diri di rumah menunggu suami pulang kerja sembari ikut membesarkan anak-anak di rumah.
Perempuan yang seperti ini, tentunya mempunyai tugas ganda yang berat. Dan perlu dipahami bahwa kondisi yang sedemikian ini sudah sangat terbiasa disaksikan di tengah masyarakat. Sudah wajar di tengah masyarakat kita melihat perempuan yang seperti ini. Mereka bekerja pada sektor formal maupun non-formal demi meningkatkan eksistensi diri sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa yang berkontribusi untuk menegakkan dan meneguhkan tujuan Sumut Bermartabat.
Pendidik Pertama dan Utama
Harus diakui pula bahwa perempuan di dalam keluarga adalah sebagai guru yang mendidik anak-anak dalam keluarga tersebut sebagai pendidik yang pertama dan utama. Sebab, di dalam keluarga menjadi landasan dan fondasi yang kuat untuk lebih berkembang anak dan keturunan keluarga tersebut.
Untuk bisa lebih eksis, maka perempuan harus mampu menjadi pendidik yang pertama dan utama. Anak-anaknya adalah murid-muridnya yang harus dididik dengan baik dan benar. Pendidikan dalam kelurga menjadi sangat mutlak dalam kondisi sosial kemasyarakatan yang bagaimanapun. Sebab, memang kehadiran perempuan sebagai ibu adalah modal yang harus dimiliki agar status keluarga tersebut menjadi sangat kuat dan kokoh. Sehingga untuk bisa mewujudkan hal tersebut, maka para perempuan harus memberikan nilai yang lebih pada anak-anaknya.
Menjadi Teladan dan Menjaga Nilai-nilai
Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana penanaman nilai-nilai dan menjadi teladan bagi anak-anak. Sama dengan fungsi kelurga sebagai lembaga pelestarian nilai, maka peran perempuan menjadi sangat vital. Perempuan harus mampu memberikan teladan dan menjaga nilai-nilai dalam tata-berkehidupan; baik bermasyarakat maupun bernegara dalam arti yang sangat luas. Namun untuk hal yang pertama dan utama, perempuan harus memberikan keteladanan yang mumpuni bagi para anak-anaknya agar bisa menjadi bibit unggul yang akan memajukan wilayah ini dalam konsep Sumut Bemartabat.
Keteladanan dan menjaga nilai-nilai merupakan suatu hal yang mutlak dihadirkan dalam keluarga. Itulah salah satu fungsi keluarga yang sangat berat diemban oleh para perempuan; bukan berarti para bapak/lelaki tidak bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Tetapi bagi para perempuan, hal itu menjadi sesuatu yang sangat urgen dan vital. Semacam menjadi pra-syarat bagi seorang perempuan yang berangkat untuk menjadi seorang ibu. Sebab, ibu yang juga perempuan tidaklah sekadar melahirkan dan membesarkan anak. Tetapi lebih dari itu adalah upaya memberikan pendidikan dalam keluarga yang optimal. Sebab, pendidikan memang dimulai dari dalam keluarga. Bahkan bangsa dan negara ini juga bermula dari satuan-satuan keluarga. Jika seluruh satuan-satuan keluarga itu mempunyai nilai yang sangat unggul, maka bangsa dan negara ini akan unggul; demikian jugalah dengan Sumut Bermartabat akan lebih mudah dijangkau keterwujudannya.
Sungguh berat peran perempuan, karenanya para lelaki juga harus memberikan dukungan yang maksimal pula. Tanpa dukungan para lelaki, maka para perempuan akan sulit mewujudkannya; bukan berarti tidak bisa dilakukan oleh para wanita secara mandiri. Tetapi alangkah baiknya jika semuanya saling mendukung untuk kebersamaan dan kejayaan keluarga masing-masing.
Penutup
Kiranya, memberdayakan perempuan dalam keluarga guna mewujudkan Sumut Bermartabat harus menjadi agenda besar seluruh aparatur, baik pada level provinsi maupun pada level kabupaten/kota di Provinsi Sumutera Utara. Marilah bersama membangun masyarakat kita yang dimulai dari pemberdayaan keluarga; khususnya mulai para perempuan. Di sanalah mulanya bangsa ini akan unggul. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
====
Penulis Sekretaris pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Pemkab Serdang Bedagai, Sumatra Utara ([email protected])
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]