Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyerahkan alat GeNose C19 buatan Univeristas Gadjah Mada (UGM) dan rapid test antigen produksi Universitas Padjajaran (Unpad) ke Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Dalam kesempatan itu, Muhadjir berharap alat tersebut dapat diproduksi secara massal.
"Pada pagi hari ini kami mendapatkan kado istimewa tahun baru dari Pak Menristek berupa alat pendeteksi COVID yang disebut GeNose C19 merupakan karya putra-putra terbaik dari Universitas Gadjah Mada dan berupa rapid test produk dari teman-teman Universitas Padjajaran," ujar Muhadjir dalam acara konferensi pers penyerahan alat GeNose C19 secara daring, Kamis (7/1/2021).
Muhadjir berharap alat tersebut dapat diproduksi secara masal. Dia meminta kepada Kemenristek untuk membantu mencarikan industri dalam upaya produksi massal.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menristek yang telah dengan kerja keras mampu mengkoordinasi, memfasilitasi kemudian menjadi penghubung untuk produk-produk ini, mudah-mudahan nanti bisa terhubungkan dengan industri sehingga bisa secepatnya diproduk secara masif dengan biaya yang sangat murah dan terjangkau dengan tingkat akurasi yang bisa diandalkan," ucapnya.
Dalam acara tersebut, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan GeNose C19 rencananya akan diproduksi secara masal sebanyak 5 ribu unit pada Februari 2021. Produksi itu dilakukan oleh 5 perusahaan.
"Rencananya dengan konsorsium yang terdiri dari 5 perusahaan akan melakukan produksi masal, targetnya bulan Februari 5 ribu, dan nantinya juga akan bisa menjadi lebih besar. Kami dari Kemenristek juga akan membantu GeNose UGM untuk bisa menemukan atau mencari mitra industri yang akan bisa memproduksi dengan jumlah lebih banyak lagi dengan standar tentunya yang terjaga," kata Bambang.
"Kalau boleh tambahkan rapid antigen cepat Unpad itu juga sudah dapat izin edar awal November kemarin, dan sat ini sudah bisa diproduksi 500 ribu unit perbulan," imbuh Bambang.(dtc)