Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bandung - Semilir angin dan udara sejuk khas kebun teh menjadi ucapan selamat datang bagi siapa saja yang berkunjung ke Perkebunan Teh Gambung, Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Di sinilah tempat seorang juragan teh asal negeri kincir angin, Rudolph Eduard Kerkhoven mengabdikan dirinya membangun perkebunan teh kelas dunia.
R.E. Kerkhoven mewariskan sekitar 600 hektare kebun teh yang terhampar luas di setiap sudut perbukitan teh. Teh yang disebut juga sebagai 'Emas Hijau' mulai ditanam sejak 1873. Usia perkebunan ini hampir satu setengah abad lebih.
Setiap hamparan perkebunan teh terbagi atas beberapa blok. Salah satunya blok tertua yang ditanami teh sejak 1901 silam. Namun, keberadaan blok teh tersebut dirahasiakan oleh pengelola teh yakni Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung.
Tetapi, jangan berkecil hati jika ingin melihat teh yang sudah berusia 120 tahun itu. Kini, satu dari ribuan teh dari blok 1901 disimpan ke dalam sebuah pot dan disimpan di PPTK Gambung.
Dipindahkannya ke dalam pot, dimaksud untuk memberikan pengetahuan sejarah kepada masyarakat. Salah satunya dalam bentuk menumen teh yang disimpan dalam pot.
"Pohon teh itu merupakan momentum dan saksi hidup perkembangan teh di Indonesia. Selain itu, pohon ini diharapkan menjadi mementum kebangkitan teh di Indonesia," kata salah satu peneliti PPTK Gambung M. Khais Prayoga saat ditemui detikcom, Kamis (7/1/2021).
Sebuah pot beton berukuran panjang dan lebar satu meter dengan tinggi 50 centimeter itu kini mewadahi pohon teh yang berusia lebih dari satu abad. Sejak November 2020, peneliti di PPTK Gambung mencoba memindahkan pohon yang asalnya menyatu dengan tanah, kini disimpan layaknya tanaman hias.
Pohon teh itu memiliki batang teh yang unik layaknya bonsai, nampak kokoh dan tidak rapuh termakan usia. Kini, batang pohonya berdiameter sekitar satu meter. Sudah hampir dua bulan, sejumlah daun teh pun mulai tumbuh.
"Struktur tanamannya sangat dewasa, sehingga mineral dan unsur haranya terserap maksimal," tutur Khais.
Selain itu, pohon tersebut merupakan pohon yang ditanam langsung dari biji atau seedling. Yang mana memiliki kelebihan, yakni kuat apabila terserang hama karena termasuk sebagai penyangga genetik.
Istimewanya lagi, pohon tersebut merupakan teh yang ditanam langsung oleh Kerkhoven yang menjadi tokoh berpengaruh di dunia industri teh selain K.A.R. Bosscha. Pohon teh itu jenis Asamika, yang banyak tumbuh di Srilanka.
Sebetulnya, kata Khais, sempat tumbuh pohon teh yang berusia lebih tua dari 1901. Tetapi, karena tidak terawat cukup baik, pohon teh di blok tersebut rusak dan digantikan dengan bibit yang baru.
"Sebelumnya ada yang di bawah (1901), tapi di replanting. Untuk yang blok 1901 kita berkomitmen blok itu akan kami pelihara. Akan kita pertahankan karena sebagai sejarah," ucapnya.
Saat ini, pohon teh di blok 1901 berjumlah kisaran 83.000 pohon. Pohon itu berdiri di atas lahan seluas 10,86 hektare. Dari segi produktifitas, blok tersebut dinilai rendah daripada blok lainnya.
Tetapi, hasil dari pucuk tehnya memiliki aroma khas berbeda dengan teh lainnya. Apabila pucuk daun teh dari pohon teh 1901 diolah menjadi specialty tea seperti teh hitam dan teh uloong.
"Dan rupanya, dari daun teh pilihan di blok 1901 jika diolah menjadi teh hitam dan uloong sehingga menghasilkan cita rasa yang berkualitas dan beroma sejarah . Itu sudah diuji oleh reviewer teh yang ahli dalam mengecap cita rasa teh," paparnya. dtc