Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pusat Penelitian Biologi LIPI menyebut ikan mas memang dapat dikategorikan sebagai ikan hama. Namun demikian, LIPI memastikan ikan mas tetap dapat dikonsumsi oleh manusia.
"Oh iya, kalau dalam hal konsumsi dari sisi untuk kecukupan protein hewani itu nggak masalah, nggak apa, artinya dari sisi konsumsi bagi manusia ya," kata Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Haryono, saat dihubungi, Sabtu (27/3/2021).
Haryono menyebut hama yang dimaksud yakni bukan kepada manusia melainkan kepada hewan lain di dalam air. Menurutnya ini bisa terjadi lantaran ikan emas rakus dan berkembang biak dengan cepat.
"Kalau yang hama ini artinya terhadap sesama biota akuatik apakah hewan atau tumbuhan air yang di habitatnya, karena ikan ini kenapa dimasukan sebagai hama pengganggu karena memang ikan ini kan rakus dan cepat perkembagnannya tinggi, sekali berkembang biak jumlahnya ratusan ribu telurnya, cepat berkembang sehingga akan mengancam dari ikan-ikan aseli itu sendiri," ucapnya.
Lebih lanjut, Haryono menjelaskan ikan emas juga dapat mengganggu ikan lainnya yang lebih kecil. Menurutnya ikan emas, yang cenderung omnivora (pemakan segala) akan memakan ikan lain yang berukuran lebih kecil.
"Kalau hama itu bisa dua hal, satu mengganggu artinya mengganggu langsgun atau tidak langsung sebagai kompetitor, kompetitor dalam hal ini makanan dan ruang, atau bisa langsung dia memakan ikan-ikan kecil, ada dua pengeritan dalam 2 hal ini hama. Dia mungkin omnivora ya pemakan segala, selain makan tumbuhan hewan dan juga munkgin ikan lain yang lebih kecil, anak kecil juga dimakan, sehingga dia bisa sebagai pemakan ikan-ikan aseli," ujarnya.
Sebelumnya, seperti dilansir ABC Australia, Rabu (24/3/2021) sebuah penelitian di Australia menemukan, sebanyak 360 juta ekor ikan mas tinggal di saluran air Australia di tahun yang 'basah' ini.
Sementara itu, di 'tahun biasa', jumlah ikan mas bisa turun hingga 200 juta. Data itu menurut ilmuwan yang terlibat dalam penyusunan Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional di Australia.
Kepala ilmuwan Institut Arthur Rylah Bidang Penelitian Lingkungan, Jarod Lyon, mengatakan 96 persen ikan mas yang teridentifikasi ditemukan di daerah pantai timur Australia.
Menurutnya, di beberapa lahan basah, jumlah ikannya bisa mencapai 1.000 kg per hektare, yang dampaknya jauh melebihi dari apa yang selama ini kita ketahui.
Dr Lyon mengatakan beberapa titik yang diteliti meliputi lahan basah di Victoria, dataran banjir di 'Lower Murray-Darling' Australia Selatan, dan daerah tangkapan air Sungai Lachlan.
Ikan mas yang dikenal dengan nama 'common carp' (Cyprinus carpio) di Australia terkenal sebagai ikan pemakan lumpur dan perusak kualitas air.
Dr Lyon mengatakan ikan tersebut mengancam keanekaragaman hayati di Australia. (dtc)