Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-Taput. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Utara (Taput) mengeluarkan sejumlah aturan baru tentang pembatasan, penundaan terhadap kegiatan sosial, acara dan pesta yang mengundang kerumunan dan penyekatan terhadap mobilitas manusia dan barang yang masuk ke wilayah itu.
Langkah ini menyusul dengan semakin meningkatnya angka terpapar Covid-19 di daerah itu, yang telah menembus angka 1.000 orang.
Dilaporkan, jika diakumulasikan sejak pandemi terjadi, sudah mencapai 1.000 orang masyarakat Taput yang terkena Covid-19, yang menyasar sebagian besar kecamatan. Laporan terbaru, Kecamatan Siatas Barita,Tarutung, Sipoholon, Pahae Julu, Pangaribuan, Garuga, Siborongborong dan Muara telah melampaui zona kuning; sudah dapat dilabeli zona merah.
"Memang angkanya naik tajam dan sudah dilevel 1000 orang keatas. Paling seginifikan lonjakannya di bulan April 2021, pasca perayaan Paskah. Angkanya pada bulan itu saja mencapai 300 orang," kata Juru Bicara Tim GTPP Covid -19 Taput, Indra Simaremare menjawab Medanbisnisdaily, Sabtu (8/5/2021).
Namun demikian, Sekretaris Derah Taput menjelaskan, jika pun terjadi lonjakan hingga angka 1.000 orang merupakan akumulasi angka sejak tahun lalu .
Lantas apa langkah Pemkab menangani semakin masifnya serangan Covid-19 di wilayah ini? "Tentu kita terus mengkaji ulang setiap aturan yang kita keluarkan. Setelah sempat kita buka kegiatan makronya, sekarang kita batasi lagi dan tunda. Kalau mikro telah kita tunda semingu lalu, terutama di delapan kecamatan diatas," jelas Indra, seraya menyebutkan pembatasan, penghentian dan penyekatan telah berlangsung sejak tanggal 6 Mei hingga 18 Mei 2021 mendatang.
Dijelaskan juga, khusus di wilayah perbatasan, yang merupakan pintu masuk ke wilayah Taput sudah dilakukan penyekatan seperti di Simangumban, Adian Koting dan Siborongborongborong.
"Setiap kenderaaan dan manusia yang masuk akan diperiksa. Harus mengantongi swab antigen, jika tidak ada akan dipulangkan," tandasnya.
Kata Sekda, kendati demikian jika ada urusan mereka yang mendadak dan penting sekali, maka yang bersangkutan akan disuruh untuk melakukan swab antigen terlebih dahulu di Taput, dengan baiya sendiri. "Ini sebuah pembelajaran supaya ada efek jera," tandas Sekda.
Langkah lain, menghidupkan kembali posko-posko desa/kelurahan, pembelajaran tatap muka ditutup, pesta-pesta dan kegiatan sosial.masyarakat mengundang kerumunan dihentikan.
"Nah, rumah sakit Umum Tarutung saat ini sudah padat. Kita sedang mencari alternatif dimungkinkanya pembangunan ruang isolasi tambahan, dan menambah suplay kebutuhan mendasar untuk pasien covid-19," pungkasnya.