Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Lagi-lagi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, memberi pandangan soal belajar tatap muka sekolah di masa pandemi covid-19 di Provinsi Sumut. Ia belum setuju belajar tatap muka.
Alasannya masih seperti dulu, yakni kekhawatiran akan penyebaran covid-19. Apalagi di masa sekarang ini sejak usai libur Lebaran 2021, kasus terkonfirmasi positif covid melonjak di Sumut.
Karena kondisi real dimana kasus masih melonjak, Gubernur Edy tak mau tawar menawar untuk membuka belajar tatap muka. Menurutnya keselamatan para siswa, tetap menjadi prioritas.
"Kalau itu mencelakai anak-anak kita, selama saya masih punya wewenang, anak sekolah tidak akan saya izinkan untuk sekolah," kata Edy didampingi Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, menjawab wartawan usai acara Musrenbang Perubahan RPJMD Sumut 2019-2023 di Hotel Santika Medan, Kamis (03/06/2021).
Ia sadar banyak desakan agar belajar tatap muka dimulai. Namun Edy menegaskan keputusan untuk tidak membuka sekolah, bukan semata-mata dari dirinya. Banyak orang berkompeten yang terlibat, memberikan pandangan agar sekolah jangan dibuka dalam situasi Sumut masih dilanda pandemi.
"Perlu sebagai catatan, untuk menyampaikan anak-anak boleh kembali sekolah atau tidak, ada orang yang khusus dan kompeten seperti para dokter anak, ahli psikologi anak, tokoh-tokoh pendidik, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, bahwa saat ini Sumut belum diizinkan membuka sekolah tatap muka," kata Edy.
Lalu bagaimana dengan tahun pelajaran baru yang sebentar lagi tiba?. Gubernur Edy belum bisa memberi putusan. "(Belajar) tatap muka belum saya izinkan, tergantung nanti situasi," ujar Edy secara terpisah usai menggelar pertemuan dengan Kadis Pendidikan Sumut, Prof Syaifuddun, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, di hari yang sama.
"Tidak mungkin anak sekolah kita korbankan hanya gara-gara kita mau menuntut pendidikan tatap muka. Untuk ini, dengan segala keterbatasan pembelajaran, guna menjaga kesehatan anak-anak kita," ujarnya lagi.
Begitupun, kata Edy, Pemprov Sumut akan mengkaji secara mendalam bagaimana langkah yang harus diambil. Untuk itu pihaknya tidak sendiri dalam memutuskan, tetapi bersama dengan para ahli yang kompeten di bidangnya, seperti psikologi anak, dokter, tenaga pendidik, tokoh masyarakat dan tokoh adat serta lainnya.
"Tentu secara ekonomi, tatap muka menjadi satu hal yang baik, karena mobilitas akan meningkat, secara ekonomi. Jadi bukan soal lain, tetapi bagaimana kondisi covid-19 ini menurun," tegasnya.
Pada pertemuan itu, Gubernur Edy turut menyampaikan persiapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2021/2022 untuk jenjang SMA/SMK negeri dengan sistem daring, yang rencana dimulai 7 Juni mendatang.
Kadis Pendidikan Sumut, Prof Syaifuddin, mengatakan soal kemungkinan belajar tatap muka, bahwa saat ini pelaksanaan vaksinasi bagi guru/tenaga pendidik hampir 60%, di mana targetnya sebesar 70% dari jumlah guru.
Pihaknya juga akan memperkuat unit kesehatan sekolah (UKS) seperti menambah personel mulai dari tenaga kesehatan dan guru bimbingan konseling (psikologis). Bahkan jika diperlukan, akan disiapkan perawat bekerjasama dengan puskesmas.
"Kita tetap berusaha untuk tahun ajaran baru dilaksanakan tatap muka dengan segala kesiapan. Tetapi itu terpulang kepada pak gubernur. Sekarang ini kita tetap melaksanakan kebijakan gubernur sesuai surat edaran (belajar daring). Kita berdoa semoga keadaan membaik," ujar Prof Syaifuddin.