Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari M. Eng, mengatakan, pandemi virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah membawa dampak positif dan negatif dalam pembelajaran secara virtual. Mochamad Ashari mengajak masyarakat untuk merefleksikan dampak positif dan negatif pembelajaran virtual secara bijaksana, baik di level sekolah dasar dan menengah maupun pendidikan tinggi.
“Di samping keterbatasan yang dimiliki, pandemi ternyata berhasil mengilhami percakapan dan gagasan baru tentang cara terbaik dalam sistem pembelajaran siswa. Banyak pendidik mengubah metode pengajaran mereka untuk mendorong lebih aktif berinteraksi dan berkomunikasi melalui pengaturan virtual," ujarnya dalam webinar Bincang PERSpektif Trakindo, Kamis (10/6/2021).
Pada pembelajaran virtual, tuturnya, ada penekanan lebih pada kemampuan siswa menjadi guru bagi diri mereka sendiri dan hal ini mungkin memiliki efek jangka panjang. Sehingga tugas pendidik di masa depan tidak hanya mengajar pengetahuan, tapi juga memberikan siswa kemampuan dasar mandiri dan komunikasi sebagai alat yang pada akhirnya akan dibutuhkan untuk sukses di tempat kerja dan sukses dalam hidup.
"Dengan adanya pandemi, kita dipaksa untuk menjalankan pendidikan daring secara serentak dan menyeluruh. Pembelajaran daring, bukan hanya pertemuan dosen dan mahasiswa melalui gawai saja, tetapi diperlukan pula untuk mengembangkan infrastruktur pendidikan digital, termasuk smart classroom dan smart laboratory yang dapat diakses oleh mahasiswa secara hibrid, yaitu secara daring dan secara fisik hadir di kampus dalam waktu yang bersamaan. Diperlukan pula penyesuaian budaya dan kapasitas dalam hal teknologi digital bagi SDM, termasuk guru, dosen serta tenaga kependidikan," jelasnya.
Chief Administration Officer PT Trakindo Utama, Yulia Yasmina, mengatakan, di tengah keterbatasan proses belajar mengajar, dunia industri tetap harus menjawab tantangan zaman dan memerlukan keberadaan SDM berkualitas, terlebih di bidang teknologi.
“Strategi dan perubahan di bidang pendidikan tinggi yang kemudian berdampak pada pendidikan menengah akan menentukan kemampuan SDM di Indonesia. Kami dari dunia industri harus dapat memanfaatkan momentum ini untuk menjadi lebih inovatif,
proaktif, dan adaptif dalam menghadapi tantangan zaman yang terjadi saat ini dan di masa depan nantinya,” paparnya.
Saat ini, teknologi menjadi backbone/tulang punggung dalam pembangunan Indonesia. Terlebih di masa intensifikasi pembangunan infrastruktur yang saat ini tengah digencarkan di berbagai daerah di Indonesia. Selanjutnya, teknologi juga menjadi kebutuhan utama di tengah Revolusi Industri 4.0 yang baru dimulai ini dan akan menghadirkan tantangan-tantangan baru berupa perubahan cara masyarakat bekerja dan mencapai tujuannya.
Sedangkan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek, Dr. H. Yaswardi, M.Si, mengatakan, pandemi COVID-19 memang mendorong pada para dosen universitas dan guru di sekolah dan madrasah lebih banyak fleksibilitas dan kreativitas dengan alat interaktif digital daring yang mendukung kolaborasi antara mahasiswa/siswa dosen dan guru. Bagian paling menarik tahun lalu adalah melihat bagaimana para guru inovatif dalam hal membuat pengalaman belajar lebih baik bagi siswa mereka.
“Diskursus yang kini berkembang di kalangan para pendidik adalah bagaimana kita menerapkan beberapa komponen pembelajaran daring secara permanen pascapandemi ke dalam proses belajar mengajar,” ungkap Dr. Yaswardi.
Dr Yaswardi juga mengatakan bahwa momen pandemi ini memberikan pembelajaran begitu besar kepada kita dalam merumuskan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035. Peta jalan ini bakal menitikberatkan pada tiga aspek utama pendidikan; kurikulum sebagai planning, pembelajaran sebagai do, dan yang ketiga assesment.
Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi masa pandemi ini, yang dilakukan berdasar pada kemampuan riil anak untuk dikembangkan sesuai kontinum perkembangannya
“Berbagai paparan ini tentu menimbulkan harapan di tengah berbagai kesulitan yang muncul di masa pandemi COVID-19 ini. Trakindo percaya, pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak dan membutuhkan kolaborasi yang sinergis untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang unggul dan pembelajaran yang bermutu,” tutup Yulia Yasmina.