Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Dunia perfilman Hollywood beberapa tahun terakhir memang ramai dengan isu keterwakilan. Belakangan isu keterwakilan kerap digaungkan oleh aktor dan aktris keturunan Asia di industri Hollywood yang kerap dikesampingkan. Kini kegelisahan yang sama datang dari aktor muslim pemeran Venom, Riz Ahmed.
Riz Ahmed telah banyak main di serial televisi hingga film layar lebar. Selain Venom dia juga main di Rogue One: A Star Wars Story, Jason Bourne, Nightcrawler, Mogul Mowgli, dan Sound of Metal.
Dalam sebuah video YouTube yang juga viral di media sosial, Riz Ahmed mengungkapkan bagaimana kurangnya keterwakilan karakter dan pemain di industri film. Selain itu dia juga menyoroti bagaimana muslim dalam film seolah tak terlihat atau tampil dengan karakter-karakter stereotipikal dan juga buruk.
"Permasalahan kurangnya keterwakilan muslim dalam industri film sudah tidak bisa lagi diabaikan. Ini adalah masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh segelintir muslim dalam bisnis perfilman," katanya.
Dalam video yang sama, Riz Ahmed juga menyoroti bagaimana film-film pemenang Oscar seperti American Sniper, The Hurt Locker, dan Argo, sebagai karya yang rasis. Film-film ini menurut Riz Ahmed menampilkan karakter muslim yang tidak manusiawi dan sangat buruk.
"Film-film ini menampilkan karkater muslim yang buruk dan tidak manusiawi, mereka adalah pelaku atau korban kekerasan, sosok yang tidak bisa atau tidak layak diberikan empati," ungkapnya.
Film Marvel Black Panther juga jadi salah satu yang dikritik oleh Ahmed. Menurutnya film tersebut adalah salah satu karya mainstream terbaik yang menampilkan keterwakilan orang kulit hitam di industri film, namun sayangnya tetap menampilkan karakter muslim yang buruk.
Riz Ahmed menyoroti bagaimana di adegan pembuka Black Panther ada sederet teroris yang melakukan aksinya. Sosok tersebut pun digambarkan sebagai muslim.
Dalam videonya, Riz Ahmed menyertakan hasil penelitian dari USC Annenberg Inclusion Initiative. Disebutkan bahwa dari 200 film yang dipelajari dan diteliti, 100 di antaranya film Amerika Serikat, 63 film dari Inggris, dan 32 film dari Australia, jumlah karakter muslim dalam film-film tersebut (yang punya dialog) kurang dari 2 persen.
Riz Ahmed menyatakan dirinya tidak ingin lagi melihat ada karakter muslim yang diperlakukan buruk di layar, tidak dianggap ada di masyarakat, atau penggambaran-penggambaran negatif lainnya. dtc