Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Beijing. Raksasa teknologi Alibaba dan Jack Ma, Tencent, taksi online Didi sampai Baidu tengah menjadi sasaran investigasi pemerintah Cina, sebagian sudah dikenakan denda besar. Hal itu memangkas valuasi mereka dan pertanyaan pun mengemuka, apa aksi tersebut tidak malah merugikan Cina sendiri?
Bahkan beberapa analis memperingatkan terlalu berisiko saat ini berinvestasi di perusahaan Cina lantaran razia tersebut. "Dari perspektif kami, hal ini terlihat seperti gol bunuh diri yang buruk karena mereka menghapus miliaran dolar nilai saham dengan cepat," cetus Richard McGregor, pakar Cina dan pengamat dari Lowy Institute.
Namun mungkin beda lagi dari perspektif Cina dan presidennya, Xi Jinping, mereka pasti bertindak dengan alasan kuat. "Namun dari perspektif mereka, mereka melihat dalam jangka panjang, mereka ingin memastikan perusahaan itu bekerja tak hanya untuk kepentingan perusahaan tapi juga kepentingan pemerintah," paparnya.
Ia mencatat beberapa investor terlalu optimistis sebelumnya, bahwa para perusahaan itu terlalu besar untuk disentuh. "Tidak ada yang tidak bisa disentuh Partai Komunis Cina atau membawa kembali ke kendali mereka, jika mereka merasa hal itu diperlukan," tambah McGregor.
Raksasa teknologi yang berisiko paling tinggi kena razia adalah yang berhubungan dengan banyak konsumen dan terekspos luas pada massa, di mana bos besarnya punya kekuatan dan pengaruh yang menyaingi partai.
"Satu hal yang tidak diinginkan oleh Xi Jinpin adalah terciptanya pusat kekuasaan alternatif," sebut McGregor yang dikutip detikINET dari ABC.net, Kamis (19/8/2021).
Sektor teknologi mencakup hampir sepertiga ekonomi Cina. Namun semenjak dilakukan investigasi dan denda pada para perusahaan teknologi, total harga saham mereka terpangkas sekitar USD 1,2 triliun hanya dalam waktu 6 bulan.
Yang paling mengenaskan tentu Jack Ma. Tidak saja tak pernah lagi muncul, perusahaannya Ant Group dan Alibaba dibatasi ruang geraknya. Kemudian belum lama ini, aplikasi raksasa taksi online Didi dihapus dari toko online.
Terakhir, saham raksasa teknologi Tencent terpangkas banyak setelah media pemerintah Cina Xinhua menyebut game online sebagai narkoba elektronik.(dtn)