Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Setelah diskusi film yang digelar semalam, Tompi mendapat banyak kritikan. Suara-suara tersebut terdengar di media sosial.
Ada netizen yang menyebut film tersebut terlalu menyudutkan perempuan hingga tidak memberikan ruang sedikit pun. Beberapa orang yang mengaku sudah menyaksikan 'Selesai' bahkan menilai film tersebut seperti sebuah sinetron.
Tompi mengaku tidak mau tutup telinga mendengar hal tersebut. Menurutnya kritik tetap penting meski ia menilai orang yang memberikan penilaian baik jumlahnya jauh lebih besar.
"Saya rasa ini sesuatu yang menarik ya, artinya ini isu yang dibawa berhasil merangsang orang untuk berpikir lebih jauh. Ada yang merasa senasib, ada yang senang, ada yang mungkin tidak senang, itu hal yang biasa dalam menanggapi sebuah permasalahan yang difilmkan," ungkap Tompi kepada detikcom, Jumat (20/8/2021).
Menurutnya kritik itu tetap akan ditampung dan dijadikan bahan belajar untuk dirinya dan tim ke depan. Meski menurutnya tidak akan semua kritik akan diterimanya.
Lebih lanjut, pria yang juga berprofesi sebagai penyanyi dan dokter tersebut menolak jika film 'Selesai' disebut menyudutkan wanita. Ia mengatakan hal itu adalah kekeliruan yang timbul dalam menangkap pesan.
"Apa yang saya harapkan setelah orang menyaksikan film ini? Adanya perubahan sikap. Yang senang selingkuh jadi merasa bersalah dan ingin mengubah perilakunya, istrinya jadi berani speak up, seorang mertua yang jangan kebablasan, pelakor yang akhirnya merasa bersalah dan taubat," bebernya.
Dalam diskusi film, Tompi juga mengungkapkan sebuah analogi tempe dan keju. Ia menyebut orang yang biasa makan tempe akan sulit menerima keju.
Untuk hal ini, Tompi menyebut lagi-lagi ada ketidaksesuaian pesan yang disampaikan dengan yang diterima.
"Waktu itu saya kasih analogi, contohnya orang yang biasa dikasih tempe kalau dikasih keju akan sulit, begitu juga sebaliknya. Say sempet ngasih analogi lain, seperti selera musik orang lah. Saya selalu memberi analogi bolak balik, tidak dengan analogi merendahkan penyuka tempe atau penyuka keju. Yang berpikir begitu ya mereka sendiri. Orang-orang yang tersinggung inilah yang menempatkan di posisi itu. Yang harus dibenerin adalah cara mengunyah informasinya," paparnya.
Lebih lanjut, Tompi juga menyebut ramainya orang membicarakan film 'Selesai' punya dampak positif untuk karyanya. Menurutnya hasil yang didapat dirinya dan tim saat ini sudah cukup baik.
"Mungkin ada dampak positifnya, karena diomongin orang jadi penasaran, yang punya keinginan membuktikan jadi pengen nonton. Terlepas sebelum mereka kritik kita sudah 100 ribu (penonton) kok. Di masa pandemi gini, nonton online, pencapaian yang cukup baik. Kita nggak pernah pengen mencari popularitas dari sentimen negatif," tutupnya. dtc