Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 tahap 50 berupa 5 juta vaksin jenis Sinovac. Dengan kedatangan vaksin ini, Indonesia total sudah menerima 225,4 juta dosis vaksin semenjak kedatangan vaksin pertama pada Desember 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan distribusi ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang harus dilaksanakan dengan baik dalam hal distribusi sebagai langkah penting dalam mempercepat pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional.
"Penambahan 5 juta dosis vaksin produksi Sinovac yang datang hari memastikan bahwa stok vaksin sudah aman," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Senin (6/9/2021).
Diungkapkannya, Indonesia telah menerima sekitar 225,4 juta dosis vaksin semenjak kedatangan vaksin pertama pada Desember 2020, baik dalam berbagai merek, dalam bentuk bulk maupun vaksin jadi. Vaksin jadi Sinovac yang telah diterima sampai dengan hari ini tercatat sebanyak 33 juta dosis, sementara dalam bentuk bulk sebanyak 153,9 juta dosis.
Adapun vaksin lainnya yang juga telah diterima yakni AstraZeneca 19,5 juta dosis, Moderna 8 juta dosis, Pfizer 2,75 juta dosis, dan Sinopharm 8,25 juta dosis.
"Pemerintah selalu memastikan safety, quality, dan efficacy untuk seluruh jenis vaksin yang diperoleh. Semua sudah melalui proses evaluasi oleh Badan POM dan rekomendasi dari ITAGI, WHO, dan para ahli. Semua merek vaksin berkhasiat untuk melindungi. Jadi, masyarakat tidak perlu memilih-milih. Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang saat ini tersedia," ujar Airlangga.
Lebih lanjut hingga 5 September 2021 kemarin, 105,7 juta dosis vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat. Dari angka tersebut, 66,78 juta orang atau 32,07% di antaranya telah menerima dosis pertama, sedangkan 38,22 juta orang atau 18,35% lainnya telah menerima dosis kedua.
Selain itu, vaksinasi dosis ketiga sebagai booster kepada tenaga kesehatan juga telah dilakukan kepada 713.068 orang. Untuk vaksinasi anak usia 12-17 tahun, sebanyak 2,77 juta anak telah mendapat vaksinasi dosis pertama dan 1,9 juta anak telah menerima dosis kedua.
"Kita telah berada pada jalur yang tepat dan sesuai target. Jumlah vaksinasi Indonesia berada di peringkat ke-6 dunia. Tapi kita harus tetap berupaya keras untuk percepatan vaksinasi, terutama untuk penduduk usia lanjut. Pemerintah akan terus merumuskan strategi percepatan untuk melindungi kelompok tersebut," ujar Airlangga.
Diungkapkannya, saat ini pemerintah terus bekerja ekstra untuk melakukan vaksinasi kepada penduduk usia lanjut usia dan masyarakat umum, khususnya bagi mereka yang berusia di atas 12 tahun, termasuk ibu hamil. Akselerasi vaksinasi ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan imun masyarakat untuk kembali beraktivitas dan memulihkan perekonomian.
Airlangga mengungkapkan vaksinasi hanyalah salah satu strategi Pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19. Tingkat kedisiplinan masyarakat juga terus diimbau oleh Pemerintah dalam penerapan kebijakan PPKM, termasuk menerapkan protokol kesehatan 3M dan terus meningkatkan kapasitas 3T.
Percepatan vaksinasi dan penerapan PPKM telah terlihat dampak positifnya, hal itu dapat dilihat dengan adanya penurunan jumlah kasus aktif dan penurunan kasus tingkat sedang hingga berat.
Tercatat, tingkat kesembuhan nasional mencapai 92,8% yang berarti lebih besar dari tingkat kesembuhan global sebesar 89,4%. Jumlah Kasus Aktif Nasional juga menurun 65,3% dibandingkan pada awal PPKM leveling di 9 Agustus lalu, serta BOR nasional yang dalam seminggu ini juga terjadi penurunan 76%.
"Pandemi belum berakhir. Meski terjadi tren penurunan, masyarakat harus tetap waspada. Semoga kerjasama yang baik dari semua pihak dalam penanggulangan pandemi COVID-19 khususnya program vaksinasi dapat terus dikembangkan sehingga bangsa kita berhasil mengendalikan pandemi COVID-19 dan memulihkan perekonomian nasional," tutup Airlangga. dtc