Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Boyolali - Ekskavasi di situs Candi Watu Genuk, Boyolali, berakhir. Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah menemukan tiga bangunan baru. Apa saja?
"Untuk sementara kegiatan (ekskavasi) dihentikan. Kita mendapatkan data minimal tiga bangunan. Entah ini bangunan yang terbuka atau struktur yang terbuka," kata Pamong Budaya Ahli Muda BPCB Provinsi Jawa Tengah, Winarto, di sela-sela penggalian situs Watu Genuk, di Dukuh Watu Genuk, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Senin (8/11/2021).
Ekskavasi yang dilakukan BPCB Jawa Tengah berlangsung sejak Rabu (3/11) lalu. Penggalian ini merupakan kegiatan lanjutan dari tahun 2016 lalu. Pada saat itu, tim BPCB menemukan denah candi yang terdapat yoni, yang diduga sebagai candi induk.
Selain menemukan candi induk, penggalian di tahun 2016 juga menyisakan satu struktur. Kemudian di tahun 2021 ini penggalian dilanjutkan dengan menggali struktur yang sebelumnya diduga pagar atau bangunan lain.
"Kita teliti lagi dalam penggalian kali ini, ternyata yang dulu diduga pagar atau talut, ternyata berupa suatu struktur. Mungkin bisa bangunan ataupun struktur terbuka yang mungkin ada semacam seperti batur atau teras, yang kemudian ada atap mungkin dari kayu," papar Winarto.
Setelah ditemukan struktur bangunan tersebut, tim BPCB melakukan pengembangan penggalian ke kotak-kotak lain. Penggalian dilanjutkan dengan menggunakan data ground penetrating radar (GPR) yang dilakukan sebelumnya.
"Kemudian di situ kita melihat gejala atau anomali di dalam tanah. Kemudian kita lakukan penggalian percobaan di kotak-kotak lain dan menemukan sudut bangunan lain. Di sisi utara dan sisi selatannya," jelasnya.
Temuan tiga bangunan tersebut diduga merupakan candi perwara. Sehingga di kompleks situs Candi Watu Genuk tersebut telah ditemukan total empat bangunan candi.
Keempat candi tersebut yakni satu candi induk yang ditemukan dalam penggalian tahun 2016 dan tiga candi perwara dalam penggalian tahun 2021 ini. Masing-masing diperkirakan memiliki ukuran yang sama yaitu 5,5x5,5 meter.
"Dugaan bangunan ini digunakan untuk sarana ibadah. Ada satu candi induk dan tiga candi perwara. Sama juga digunakan untuk ibadah agama Hindu. Kita lihat ada nandi, yoni dan lingga. Ada indikasi bahwa ini memang aliran Hindu," sambung Winarto.
Winarto menyebut di areal lahan seluas sekitar 400-an meter persegi itu dulunya diduga merupakan kompleks candi. Dengan ditemukannya tiga bangunan candi, kegiatan ekskavasi situs Candi Watu Genuk yang diperkirakan dibangun sekitar abad 9 Masehi itu untuk sementara dihentikan.
Kegiatan penggalian untuk materi penelitian tahun ini dinyatakan selesai. Selanjutnya, pihak BPCB Jateng akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali.
"Tadi Pak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali sudah ke sini. Apa sih yang akan dikembangkan, potensinya apa dan butuh kegiatan apa lagi untuk pengembangan di situs Watu Genuk ini," terang dia.
Sementara itu, Ketua Boyolali Heritage Society, Kusworo, berharap ekskavasi di situs candi Watu Genuk ini nantinya dilanjutkan lagi. Sehingga akan dapat terungkap struktur bangunannya.
"Sungguh luar biasa akhirnya situs Watu Genuk dilanjutkan setelah penyelamatan awal dilakukan pada 2016 lalu. Kami ingin kajian ini dilanjutkan, karena apa? Biar semuanya terungkap. Ini baru sebagian kecil yang terungkap," kata Kusworo di lokasi yang sama.
"Dari model langgam bangunan, situs candi Watu Genuk ini dari periode Mataram Hindu. Berarti terkait dengan jejak-jejak tinggalan yang ada di Pengging, yang ada di seputaran Tlatar, yang ada di Boyolali Kota sendiri sampai Candisari, naik sampai lereng Merapi-Merbabu," imbuh dia. dtc