Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Sejak varian baru COVID-19, Omicron ditemukan di Afrika Selatan (Afsel), negara itu terus melaporkan penambahan kasus COVID. Sejak ada varian itu, kasus positif naik dua kali lipat dari biasanya.
Dilansir Associated Press, Kamis (2/12/2021), data terbaru otoritas Afrika Selatan menunjukkan 8.561 kasus Corona terdeteksi dalam sehari, sepanjang Rabu (1/12) waktu setempat. Angka itu melonjak drastis dari 4.373 kasus Corona dalam sehari pada Selasa (30/11) waktu setempat.
Para ilmuwan di Afrika Selatan menyatakan mereka bersiap menghadapi peningkatan pesat kasus Corona usai terdeteksinya varian Omicron di negara tersebut.
"Ada kemungkinan bahwa kita benar-benar akan melihat kenaikan serius hingga dua kali lipat atau tiga kali lipat kasus saat kita berlanjut atau saat pekan ini berjalan," ucap pakar virologi regional pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Nicksy Gumede-Moeletsi, kepada Associated Press.
"Ada kemungkinan bahwa kita akan melihat kenaikan cepat dalam jumlah kasus yang diidentifikasi di Afrika Selatan," imbuhnya.
Penyebab Kenaikan Kasus Diteliti
Lonjakan kasus Corona di Afrika Selatan sebelumnya, yang dipicu varian Delta, terjadi pada Juni dan Juli. Saat itu tercatat tambahan kasus melonjak hingga melebihi 20.000 kasus dalam sehari. Dengan total populasi 60 juta jiwa, Afrika Selatan mencatat lebih dari 2,9 juta kasus Corona, termasuk nyaris 90.000 kematian.
Masih terlalu dini untuk memastikan bahwa varian Omicron bertanggung jawab atas kenaikan drastis jumlah kasus harian Corona di Afrika Selatan, namun para pakar setempat menilai hal itu sangat mungkin terjadi.
Tes PCR standar bisa menunjukkan kasus positif Corona yang disebabkan varian Omicron, tapi hanya pengurutan genetik penuh yang bisa mengonfirmasinya. Laboratorium di Afrika Selatan dan Botswana segera melakukan pengurutan genom untuk mempelajari kasus-kasus varian Omicron demi melihat apakah varian itu secara signifikan lebih menular, menyebabkan kasus Corona yang lebih serius atau apakah bisa menghindari perlindungan vaksin.
"Data yang kita miliki saat ini masih sangat terbatas. Jadi ada begitu banyak karakteristik tambahan dari virus ini yang masih sibuk dipelajari para peneliti, salah satunya adalah penularannya. Keparahan juga diselidiki," ucap Gumede-Moeletsi.
Jumlah rawat inap untuk pasien Corona juga meningkat di Afrika Selatan, tapi tidak sedramatis tambahan kasus baru.
Warga Afsel Antre Vaksin COVID
Setelah adanya varian Omicron, warga Afsel memenuhi gerai vaksinasi. Duta besar RI untuk Afrika Selatan, Salman Alfarisi dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo menceritakan hal tersebut.
"Warga di sini menanggapinya dengan hati-hati tapi tidak ada rush belanja kebutuhan sehari-hari, karena [status pandemi] tetap level satu [seperti sebelum penemuan Omicron]. Masih tetap tenang," ungkap Salman.
"Saya juga melihat di beberapa pusat vaksinasi, antrean cukup panjang," imbuh Salman.
Ia mengatakan saat ini pemerintah menggalakkan vaksinasi, dan di sejumlah tempat vaksinasi menjadi satu kewajiban.
"Misalnya di beberapa universitas, mahasiswa, tenaga pengajar dan pegawai di kampus harus wajib melakukan vaksinasi. Beberapa perusahaan juga mewajibkan vaksinasi," kata Salman.
Selain itu, pemerintah Afrika Selatan tengah mengintensifkan pula booster atau pemberian vaksin dosis ketiga bagi tenaga kesehatan dan pendidik.
Sebelum penemuan Omicron, kasus harian di Afrika Selatan di kisaran ratusan. Namun setelah pemerintah melaporkan adanya varian baru, angka kasus naik menjadi ribuan per hari.
"Sejak pekan ini, memang kasusnya meningkat sangat tajam," kata Salman. dtc