Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Provinsi Sumatera Utara kini memiliki pabrik pengolahan porang pertamanya, yang berlokasi di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, milik CV Serasi Jaya Nusantara. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, diwakili Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Naslindo Sirait, bersama Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut; Bahruddin Siregar, meresmikan operasional pabrik itu, Senin (10/01/2022).
Tak tanggung-tanggung, pabrik tersebut dapat memproduksi porang hingga 90 ton/hari. Adapun hasil olahan porang, dapat dijadikan untuk bahan pangan, kosmetik, bahan baku industri dan lainnya.
Pemilik CV Serasi Jaya Nusantara, Burhan, mengatakan, pihaknya memiliki lahan sumber bahan baku seluas 200 ha. Untuk penyediaan bahan baku, CV Serasi Jaya Nusantara menjalin kerja sama dengan koperasi dan petani porang.
Kabiro Perekonomian Setdaprovsu, Naslindo Sirait, menyebutkan, luas tanaman porang di Sumut mencapai sekitar 597,61 ha dengan jumlah produksi sekitar 5.970 ton. Tanaman porang berada di Langkat, Serdang Bedagai, Batubara, Tebing Tinggi, Asahan, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Simalungun, Padang Lawas dan Tapanuli Tengah.
Pemprov Sumut, ujar Naslindo, mengapresiasi kehadiran pabrik porang tersebut karena akan menjawab keraguan petani porang selama ini untuk mengembangkan pertanian porang di Sumut.
"Kehadiran pabrik ini juga diharapkan dapat mengembangkan hilirisasi porang sampai pada produk jadi," ujar Naslindo pada peresmian yang juga dihadiri Bupati Deli Serdang, Ashari Tambunan, diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan itu.
Ia mengatakan, pemerintah dengan segala upaya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian, khususnya tanaman porang. Ini juga sesuai dengan instruksi Presiden RI kepada Menteri Pertanian.
Karena itu, Pemprov Sumut akan mendorong pengembangan tanaman porang dengan pemberian bibit kepada petani dan menggandeng perbankan untuk memberikan pinjaman pembiayaan dengan bunga rendah kepada petani.
Lebih lanjut Naslindo menyampaikan bahwa dalam rangka keberlanjutan pertanian porang, konsep yang akan dilaksanakan dalam pengembangan kawasan porang adalah pemberian bibit/benih, mekanisasi dan modernisasi pertanian, perbaikan pemupukan, korporatisasi pertanian poran sampai pada ekspor barang jadi porang.
Untuk itu, perlu penerapan Good Agriculture Practices (GAP) dalam membudidayakan porang, baik sisi hulu maupun sisi pascapanen. Dengan begitu, akan sesuai standar ekspor negara tujuan dengan prinsip keberlanjutan.
Porang tengah naik daun di kalangan petani. Pamornya semakin melejit setelah disebut-sebut Presiden Jokowi sebagai bahan pangan masa depan. Dilansir dari Antara, Selasa (31/8/2021), harga porang dalam bentuk umbi kini berkisar Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per kilogram.
Porang banyak digunakan sebagai bahan baku tepung, penjernih air, kosmetik, pembuatan lem dan jelly yang beberapa tahun terakhir diekspor ke negeri Jepang. Salah satu kandungan terbesar di dalam porang adalah glukomanan yang merupakan serat alami dan larut dalam air