Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah sempat tepruruk sebelumnya akibat ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), harga emas belakangan ini kembali mengalami kenaikan. Harga emas sejauh ini bertengger dikisaran US$ 1.831/troy ons setelah sebelumnya sempat terpuruk hingga ke level US$ 1.790/troy ons di bulan Januari kemarin. Harga logam mulia di tanah air saat ini dijual dikisaran Rp 945.000-an/gram.
Kinerja harga emas yang membaik belakangan ini tidak terlepas dari kekhawatiran ancaman perang dunia ketiga. Dimana hubungan antara Rusia dan Ukraina memanas. Masalah geo politik tersebut juga turut menyeret sejumlah negara lain seperti AS hingga NATO.
"Jadi disaat terjadi perang, investor akan lebih berhati-hati lagi dalam berinvestasi. Investor cenderung akan memilih produk-produk yang lebih aman. Nah, emas akan menjadi instrumen investasi yang lebih menarik dan dinilai lebih aman dibandingkan dengan produk investasi lain dari sebuah negara seperti obligasi, properti, mata uang, pasar saham dan produk investasi lainnya," kata pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, Kamis (10/2/2022).
Jadi, kata Gunawan, perang pada dasarnya menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Dan tekanannya bisa dirasakan baik langsung maupun tidak langsung bagi sebuah negara. Tergantung bagaimana hubungan negara tersebut dengan negara lainnya. Tetapi pelaku pasar bisa saja mengalami shock atau terpukul sementara saat begitu perang kembali pecah.
Jadi sekalipun perang tidak melibatkan semua negara, namun pasar keuangan global tetap berpeluang terpuruk saat perang terjadi. Disaat itu harga emas justru berpeluang untuk naik. "Namun saya tetap menggarisbawahi bahwa berinvestasi di emas berpeluang untuk berfluktuasi dalam rentang yang lebar.Jadi pelaku pasar harus benar-benar cermat dan terus memantau perkembangan geopolitik serta kebijakan suku bunga acuan AS," terang Gunawan.
Dia menambahkan, kalau kenaikan suku bunga acuan AS ini memang akan terjadi dalam waktu dekat dan berpeluang menekan harga emas dalam jangka panjang. Namun jika perang terjadi, maka tekanan itu bisa saja hilang, karena perang akan mendorong kenaikan harga emas. "Jadi jangan terlena dan terus ikuti perkembangan di kedua sisi baik itu bunga acuan maupun perang itu sendiri," pungkasnya.