Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Mengenang kepergian seniman Semsar Siahaan yang meninggal pada 23 Februari 2005, para penikmat seni Tanah Air pastinya ingat dengan kiprah Semsar Siahaan.
Nama Semsar Siahaan tak sekadar seniman biasa yang baru saja berkarier. Perupa yang juga dikenal sebagai aktivis punya sejumlah rentetan karya dan pengalaman menyentil penguasa, dianiaya hingga diburu.
Berikut 5 fakta Semsar Siahaan dan karya-karyanya, seperti dirangkum detikcom:
1. Sentil Isu Sosial dan Politik
Semsar Siahaan melawan penguasa lewat karya dan suaranya. Tak gentar meski dihajar aparat. Karya-karyanya pun kerap menyentil berbagai isu sosial sampai politik yang terjadi di masyarakat.
Salah satu lukisan yang pernah dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia berjudul Piza. Lukisan berbentuk piza yang di dalamnya ada potongan-potongan segitiga seperti piza, cukup menggambarkan berbagai fenomena kehidupan saat ini.
Di antaranya, penggambaran tentang penjungkirbalikan fakta yang sering terjadi.
2. Kerap Aksi Protes dan Unjuk Rasa
Semsar Siahaan yang akrab disapa Sam dikenal sebagai perupa kritis dan sering melakukan unjuk rasa. Pada saat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1981, dia pernah membakar karya lukisnya sendiri karena dianggap hanya bersifat suvenir.
Namanya juga melejit karena pernah memamerkan karya di Jakarta Biennale dengan menggali lubang-lubang kubur dan mengisinya dengan patung-patung mayat. Saat itu, event Jakarta Biennale bernama Biennale Seni Rupa Jakarta IX di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
3. Dianiaya saat Orde Baru
Nama Semsar Siahaan juga mencuat saat Juni 1994 menjadi korban dari penganiayaan rezim Orde Baru. Saat itu, Majalah TEMPO, Editor, dan Detik dibredel. Dia pun ikut unjuk rasa.
Saat unjuk rasa di sepanjang jalan Medan Merdeka Barat sampai Thamrin, Semsar dipukul dengan tongkat sampai tiga tulang keringnya patah.
Dilansir dari Historia,id, Semsar mengaku satuan Kodam Jaya-lah yang memukuli dirinya. Saat digebuki, pihak polisi yang berupaya melindungi Semsar.
Peristiwa itu berujung naas kepada salah satu kakinya patah sampai cacat permanen. Sejak saat itulah, kakinya pincang.
4. Lukisan Manubilis
Semsar terus bersuara demi rakyat. Di masa Orde Baru, dia pernah membuat lukisan berjudul Manubilis saat pameran tunggal di tahun 1988.
Lukisan itu menggambarkan sosok manusia memakai jas, bernafsu binatang, dan licik seperti iblis. Manubulis menguak sisi gelap Orde Baru yang merepresentasikan banyak penjahat berkerah yang sekilas terhormat dan terpandang namun jahat kepada rakyat jelata.
5. Akhir Hayat
Pada 2004, Semsar kembali dari pengasingannya. Dia pun menetap di Bali dan masih berkarya.
Semsar Siahaan meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan, Rabu 23 Februari 2005 pukul 01.00 Wita. Jenazahnya disemayamkan di Galeri Cipta Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Menteng Pulo, Kamis 24 Februari 2005, setelah diadakan upacara pelepasan pukul 11.00. dtc