Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi(Awiek) keberatan terkait penganggaran Rp 48,7 miliar untuk gorden di rumah jabatan anggota dewan. Dia menilai kondisi gorden di rumah jabatan anggota Dewan saat ini masih layak pakai.
"Ya kami sebenarnya, lebih baik anggaran Rp 90 juta itu untuk hal lain lah, soal gorden rumah itu kan tidak urgen. Karena apa? Gorden rumah itu yang ada hari ini memang masih bisa digunakan layak pakai," ujar Awiek kepada wartawan, Senin (28/3/2022).
Dia mengaku saat ini juga menempati rumah jabatan anggota dewan. Menurutnya meski gorden tersebut sudah lama, namun gorden masih layak dan berfungsi sesuai dengan mestinya.
"Tidak semua rumah ditepati oleh anggota, kalau saya sendiri menempati rumah yang memang gordennya sudah lama, tapi menurut saya itu cukup. Tujuannya gorden itu apa, kan hanya menutupi pandangan dari luar," kata Awiek.
Dia tak mempermasalahkan bila pembelian gorden menggunakan kocek masing-masing anggota dewan. Menurutnya, tidak tepat jika anggaran negara dihabiskan hingga Rp 48,7 miliar untuk gorden di rumah dinas.
"Kalau lihat gordennya di tempat saya masih layak pakai itu, yang dilihat tampilanya itu bukan gorden rumah, kalau di rumah pribadi ya silakan lah, mau yang harga Rp 100 juta atau Rp 200 juta, inikan gordennya menggunakan anggaran negara saya kira nggak pas lah ya," sambungnya.
Wakil Ketua Baleg DPR RI ini juga menilai terjadi beberapa kerusakan pada cantolan dan gagang gorden. Namun menurutnya tidak perlu adanya penggantian seluruh gorden.
"Kalaupun rusak itu ya paling cantolannya itu, gagangnya, itu aja kalau mau diganti, kalau kondisi gordennya kan yang penting gorden itu nggak tembus pandang dari luar, itu aja," tuturnya.
Awiek menyebut penganggaran di Kesekjenan terkadang dibuat tanpa sepengetahuan anggota dan membuat anggota DPR lain menjadi sasaran cemooh (bully). Menurutnya, anggaran tersebut sebaiknya dialokasikan guna kepentingan masyarakat menjelang Ramadan.
"Memang kadang pengangaran di Kesekjenan itu tampa sepengetahuan anggota, sehingga menyebabkan anggota yang di-bully, kalau kami lebih baik itu ditunda ajalah diganti anggaran yang lain untuk yang lebih bermanfaat," kata Awiek.
"Misalkan diberikan sembako untuk warga masyarakat yang tidak mampu, misalkan Rp 90 juta, dialokasikan kepada anggota DPR untuk membeli minyak goreng murah untuk masyarakat, kan lebih bermanfaat karena ini menjelang bulan Ramadan. Karena kita tahu harga minyak goreng masih tinggi sekali," tuturnya.
Anggaran Rp 47,8 M untuk Ganti Gorden
Sebelumnya Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar menjelaskan soal anggaran Rp 48,7 miliar untuk mengganti gorden di rumah jabatan anggota Dewan. Iskandar mengatakan anggaran dialokasikan untuk 505 unit rumah dan tiap rumah mendapat Rp 90 juta.
"Anggaran ini hanya bisa dialokasikan untuk 505 unit rumah. Hanya untuk 505 unit rumah itu per rumahnya rata-rata Rp 80 juta sekian dengan pajak sekitar Rp 90 jutaan per rumah," kata Indra Iskandar kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senin (28/3).
Indra menjelaskan pengajuan anggaran untuk penggantian gorden sudah diajukan sejak 13 tahun yang lalu, tapi sampai saat ini belum terwujud. Dia mengatakan penggantian gorden baru diajukan saat anggaran tersedia di 2022.
"Ini diajukan semenjak 2009, 13 tahun lalu ya, 13 tahun lalu sampai sekarang nggak pernah ada, nggak pernah diganti. Sehingga kemarin di 2022 setelah anggarannya tersedia, kami memasukkan komponen vitrase untuk penggantian rumah gorden-gorden anggota yang umurnya sudah lebih dari 13 tahun," ujar Indra.(dtc)