Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Undonesia (DPD RI) La Nyalla Mahmud Mattalitti menyebut politik seperti udara, mau tak mau harus dihirup. Penting mengarahkan pilihan dan pemahaman politik dan hukum untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Hal itu dikatakan La Nyalla saat kuliah umum bertema "Konfigurasi Politik dan Hukum Menuju Indonesia Emas 2045", di Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) Medan, Kamis (25/8/2022).
Kegiatan yang digelar Unpab berkolaborasi dengan DPD RI, BEM seluruh Indonesia dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unpab ini, dihadiri Rektor Unpab Dr H Muhammad Isa Indrawan, SE MM ; Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi ; Kaprodi Magister Hukum Unpab Dr T Riza Zarzani, SH MH ; Mantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap serta dekan dan Kaprodi se-Unpab dan 150 peserta yang bergabung dalam kuliah umum baik offline maupun daring. Demikian siaran pers Unpab, Jumat (26/8/2022).
Pada 2045 mendatang, Indonesia, jelas La Nyalla, seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi berkah atau peluang di sisi lain, bisa jadi musibah atau ancaman. Melimpahnya usia produktif bisa menjadi peluang, bila dapat memberi kontribusi kepada perekonomian negara. Sebaliknya, jika besarnya usia produktif tidak seimbang dengan tersedianya lapangan kerja, hal tersebut justru akan meningkatkan jumlah pengangguran dan banyak permasalahan lain.
"Terus terang saya sempat khawatir ketika melihat fenomena penurunan budaya diskusi dan perdebatan pikiran di kampus-kampus belakangan ini. Agak menurun bila dibandingkan dengan situasi di tahun 90-an," ucap La Nyalla.
Edy Rahmayadi dalam sambutannya menyampaikan lima belas tahun yang akan datang mahasiswa/i ini yang akan menggantikan para pemimpin. Karenanya generasi penerus ini, jelas Edy, harus cerdas dalam pendidikan berpolitik dan penafsiran hukum yang pasti.
Sebelumnya, Rektor Unpab Muhammad Isa Indrawan mengatakan, berbicara mengenai politik dan hukum tidak lepas dengan ruang lingkup pendidikan.
Dalam berpolitik, kata Isa, ada pemahaman yang mendasar mengenai cara bertindak dalam berbagai situasi. Pada titik tertentu, kesadaran berpolitik generasi muda tidak lepas dari bidang-bidang yang menjadi ketertarikan individu. Dari ketertarikan itulah muncul kesadaran dan akhirnya menjadi kontribusi yang bernilai.
"Pendidikan di Indonesia bukanlah salah satu pendidikan yang paling baik, kita bisa berkaca dengan pendidikan internasional, dimana pusat pembelajaran bukan lagi pada dosen melainkan mahasiswa. Untuk itu, saya mohon adanya perhatian terhadap regulasi dan birokrasi sistem pendidikan di Indonesia. Kita punya 6 ribuan perguruan tinggi di Indonesia, ada sekitar 7 jutaan mahasiswa di Indonesia, di Sumatera Utara ada sekitar 400 ribuan mahasiswa dan 212 perguruan tinggi di Sumatera Utara. Hal ini merupakan angka yang sangat luar biasa, sudah saatnya kita perbaiki regulasi dan birokrasi sistem pendidikan di Indonesia demi pendidikan Indonesia yang berkualitas," ucap Isa yang juga Ketua Aptisi Wilayah Sumut ini.