Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Turki dan Suriah terus naik, kini mencapai 16.000 orang, menurut kantor berita AFP. Tim penyelamat terus bekerja keras mencari korban selamat di bawah reruntuhan gedung-gedung.
Angka meninggal dunia di Turki terkonfirmasi lebih dari 12.000, menurut badan kedaruratan negara itu.
Menurut kabar dari KBRI, dua orang warga Indonesia yang berada di Kahramanmaras - ibu dan anaknya - ditemukan meninggal dunia di bawah reruntuhan.
"Tim KBRI Ankara yang diterjunkan ke lokasi telah mengurus pemulasaraan jenazah," kata Judha Nugraha dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Sementara itu, dua WNI pekerja spa therapist masih berstatus "belum bisa dihubungi" di Dyarbakir dan dalam pelacakan tim evakuasi KBRI.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memulai kunjungannya ke area-area terdampak gempa, sementara tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat di bawah reruntuhan.
Menanggapi kritik lambatnya penanganan dan penyelamatan di sejumlah area terdampak, Erdogan mengakui ada beberapa masalah dengan tanggap darurat di masa awal bencana.
Namun sekarang semua sudah berjalan normal, kata dia.
"Awalnya ada masalah di bandara-bandara dan di jalan-jalan, tapi hari ini semuanya sudah lebih mudah, dan besok akan lebih mudah lagi," ujar Erdogan.
"Kami telah memobilisasi semua sumber daya," tambahnya. "Negara menjalankan tugasnya."
Sementara itu, diwarnai kepanikan, keluarga korban di salah satu kota di Turki yang mengungsi di sekitar puing-puing bangunan, ikut terlibat dalam upaya penyelamatan, dengan menggunakan kapak dan linggis.
Sejumlah keluarga yang berduka mengatakan upaya penyelamatan korban yang berada di bawah reruntuhan "berjalan terlalu lama"
Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pertama terjadi di dekat Kota Gaziantep, Turki, pada Senin (06/02) dini hari, diikuti gempa berikutnya beberapa jam kemudian yang berkekuatan 7,5. dtc