Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Masyarakat Desa Pekan Bandar Khalifah dan Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara mengeluhkan banyak aliran sungai yang diduga ditutup tanah dan beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit.
Ditutupnya aliran sungai tersebut diduga ulah perusahaan perkebunan, mengakibatkan air merembes ke pemukiman masyarakat dan menyebabkan banjir. Banjir bahkan terjadi berbulan-bulan dan dan tak kunjung surut.
Kondisi itu membuat warga resah sekaligus memprihatinkan. Hal itu dikatakan Surya, salah satu tokoh Pemuda Kecamatan Bandar Khalifah Sergai, dalam keterangan tertulis diterima Jumat (30/06/2023).
Surya berharap pemerintah pusat dan daerah dapat mengembalikan fungsi sungai tersebut ke kondisi awal. Air harus mengalir sebagaimana mestinya.
Di daerah Bandar Khalifah, menurut Surya, ada banyak sungai-sungai kecil, seperti Sungai Pandan, Sungai Tempurung, Sungai Tupai, Sungai Legunda, Sungai Nyamuk, Sungai Gua dan Sungai Api-api.
Namun setelah hadirnya perusahaan perkebunan di daerah Bandar Khalifah yang diduga menutup sungai-sungai yang ada dan beralih fungsi menjadi kebun sawit, menyebabkan pemukiman masyarakat di Desa Pekan Bandar Khalifah dan Desa Kayu Besar itu, terus tergenangi air.
"Seingat saya saat dibangun tambak udang, sungai-sungai tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, mengalirkan air hingga ke laut dan pemukiman masyarakat jika banjir cepat surutnya diperkirakan dua tiga hari lamanya air tergenang," ujar Surya.
Selain itu, tambah Surya, sungai-sungai di dua desa itu selama ini menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat, seperti mencari kepiting, kepah, udang gantung dan berbagai jenis ikan. "Dan sangat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan rumah tangga dari sungai tersebut," bebernya.
Sebelumnya Kepala Desa Pekan Bandar Khalifah, Aswandi, yang dihubungi via telepon seluler, terkait banyaknya sungai yang ditutup dan diduga berubah menjadi kebun kelapa sawit, mengatakan bahwa sungai-sungai itu memang sudah ada sebelum dibangun areal tambak udang.
Saat pembuatan kolam tambak udang, menurut Kades Aswandi, sungai tersebut tetap utuh dan berfungsi sebagaimana mestinya. Namun dengan ditutupnya sungai, membuat pemukiman masyarakat di dua desa mengalami banjir hingga tergenang berbulan-bulan.
"Memang kita prihatin jika melihat kondisi yang dialami masyarakat saat sekarang ini. Tentu sangat mengharapkan sungai tersebut kembali berfungsi," ujar kades berharap.