Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Gaza - Israel mengeluarkan ancaman keras usai Hamas melakukan serangan di wilayahnya. Negara Yahudi itu mengancam akan membuat Gaza, Palestina, tak bisa kembali seperti sebelum perang dimulai.
Ancaman itu dilontarkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Israeli Yoav Gallant. Dia mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) segera melakukan 'serangan penuh' terhadap Jalur Gaza.
Ancaman itu disampaikannya saat perang dengan kelompok Hamas berlanjut pada hari kelima. Dia mengancam bahwa Gaza 'tidak akan pernah kembali seperti semula'.
"Saya telah melepaskan semua batasan-batasan, kami telah (mendapatkan kembali) kendali atas area tersebut dan kami beralih ke serangan penuh. Anda akan memiliki kemampuan untuk mengubah kenyataan di sini. Anda telah melihat harganya (dibayar), dan Anda akan melihat perubahannya. Hamas menginginkan perubahan di Gaza, itu akan berubah 180 derajat dari apa yang dipikirkannya," kata Gallant seperti dikutip The Times of Israel dan Al-Arabiya, Rabu (11/10/2023).
Dia mengancam akan melenyapkan semua pihak yang dianggapnya memenggal kepala para penyintas Holocaust. Dia mengatakan hal itu akan dilakukan oleh Israel tanpa kompromi.
"Mereka akan menyesali momen ini, Gaza tidak akan pernah kembali seperti semula. Siapa pun yang datang untuk memenggal kepala, membunuh para perempuan, penyintas Holocaust, kami akan melenyapkannya dengan sekuat tenaga, dan tanpa kompromi," ujarnya.
Perang di Israel berawal dari serangan mendadak Hamas di wilayah Israel pada Sabtu (7/10). Saat itu, Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Serangan itu diawali rentetan ribuan roket lalu diikuti militan Hamas menerobos blokade dari Jalur Gaza ke kota-kota Israel yang berdekatan. Serangan mendadak ini mengakibatkan banyak korban jiwa dan penculikan - ribuan orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Letnan Kolonel Jonathan Conricus dalam pesan video terbaru, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, menyatakan jumlah korban tewas akibat serangan Hamas bertambah menjadi 1.200 orang. Dia mengatakan 'mayoritas dari korban tewas' adalah warga sipil.
Dia mengatakan ada lebih dari 2.700 orang lainnya yang mengalami luka-luka akibat serangan Hamas di Israel itu. Israel kemudian melancarkan serangan udara terhadap target-target di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengumumkan perang dengan Hamas dan bersumpah memberikan dampak yang tidak ada bandingannya terhadap kelompok tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebut lebih dari 900 orang tewas akibat gempuran Israel di Gaza. Angka itu mencakup 260 anak dan 230 wanita yang tewas. Lebih dari 4.500 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel.
Jumlah korban tewas semakin tinggi jika ditambah dengan 1.500 jasad militan Hamas, yang diklaim oleh militer Israel, ditemukan di wilayahnya setelah serangan mematikan terjadi pada Sabtu (7/10) waktu setempat. Klaim militer Israel ini belum ditanggapi oleh Hamas.
Jika ditotal, jumlah total korban jiwa akibat perang sejauh ini berjumlah 3.000 orang. Jumlah itu terdiri dari korban di pihak Israel dan Palestina.
Palestina Tuduh Israel Pakai Bom Fosfor Putih
Otoritas Palestina menuduh Israel menggunakan bom fosfor putih dalam pengeboman terhadap area-area berpenduduk di Jalur Gaza. Bom fosfor putih itu dilarang secara internasional untuk digunakan di area padat penduduk.
"Pendudukan Israel sedang menggunakan bom fosfor putih yang dilarang secara internasional terhadap warga Palestina di area Karama di Gaza bagian utara," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina via media sosial X, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (11/10).
Pendiri European Observatory for Human Rights, Rami Abdo, mengunggah video ke media sosial X yang disebutnya menunjukkan momen Israel menggunakan bom fosfor. Dia mengatakan bom itu beracun.
"Militer Israel menggunakan (bom) fosfor putih beracun di daerah padat penduduk di barat laut Gaza City," tulis Abdo dalam postingannya.
Penggunaan senjata fosfor putih untuk membuat tabir asap dan menutupi pergerakan tentara, diterima secara hukum. Namun, Konvensi Jenewa tahun 1980 telah melarang penggunaannya di area-area padat penduduk. Israel belum memberi tanggapan apapun terhadap klaim tersebut. dtc