Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar AS. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan hal itu terjadi setelah Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunganya.
Hal ini dikatakan Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Jumat (3/11) kemarin.
"Pasca pernyataan dari The Fed alhamdulillah rupiah menguat," kata Perry, dikutip Sabtu (4/11/2023).
Selain itu, Perry mengatakan, keputusan BI menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,25% menjadi 6%, juga menjaga nilai rupiah.
"Koordinasi antara moneter fiskal berjalan, kemarin BI Rate dinaikkan tidak hanya menjaga nilai rupiah, menjaga pasar uang, pasar SBN, fiskal," jelasnya.
Sebagai informasi, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah kemarin melemah. Mata uang Paman Sam turun 0,33% (52 poin) ke level Rp 15.794. Artinya rupiah yang menguat.
Mengutip data RTI, Jumat (3/11), dolar AS berada di level tertingginya pada Rp 15.849 dan terendahnya Rp 15.794. Dolar AS melemah terhadap rupiah secara harian dan mingguan, namun menguat secara bulanan.
Selanjutnya, pergerakan dolar AS terhadap mata uang Asia lainnya mayoritas melemah. Mata uang Paman Sam melemah terhadap Yuan China 0,02% ke 7,3.
Sebelumnya, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuan untuk kedua kalinya pada kisaran 5,25-5,5%. Keputusan ini diambil berdasarkan pertemuan yang digelar pada 31 Oktober-1 November 2023.
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan karena melihat aktivitas ekonomi AS mulai berkembang pada kuartal III-2023. Meski begitu, The Fed tetap mencermati lonjakan imbal hasil obligasi yang dapat berpengaruh pada keputusan suku bunga di masa depan.
"Kondisi keuangan telah mengetat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir karena perubahan kondisi keuangan yang terus-menerus dapat berdampak pada jalur kebijakan moneter. Kami memantau perkembangan keuangan dengan cermat," kata Gubernur The Fed Jerome Powell dikutip dari CNN, Kamis (2/11/2023).(dtf)