Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pengamat Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi menyebutkan wacana koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pemilihan Gubernur dan Wakil Guberrnur Sumatera Utara (Pilgubsu 2024) bisa jadi kekuatan dahsyat jika pasangan yang dimajukan wali kota dan wakilnya Islam-Islam.
Sebab, jika kembali dengan pasangan pelangi, PDIP diprediksi bakal akan kalah kembali di Pilgubsu 2024.
"Bila kita berkaca pada politik Pilgubsu yang diikuti oleh PDIP dengan pasangan pelangi, secara kacamata politik, PDIP bakal kembali kalah di Pilgubsu 2024," kata Agus Suriadi saat berbicara dengan medanbisnisdaily.com, melalui sambungan telepon, Kamis (28/03/2024).
BACA JUGA: PKS Sambut Baik Wacana Koalisi dengan PDIP di Pilgubsu 2024, Ini 3 Nama yang Disiapkan
Namun, jika memang nantinya PDIP bisa jalan bareng dengan PKS seperti wacana yang lagi ramai saat ini, bisa saja akan jadi kekuatan dahsyat jika pasangan yang diusung adalah pasangan Islam.
Namun, kata Agus, jika melihat peta empirik di Indonesia, terutama pada peta koalisi secara nasional menyatukan PDIP-PKS tentu tidak mungkin terjadi.
Tapi, kalau untuk peta koalisi di daerah bisa saja PDIP-PKS berjalan sama. Namun, itu prosesnya panjang karena 2 faktor.
BACA JUGA: PSI Masih Komit Dukung Ijeck Maju Pilgubsu 2024
Pertama, katanya adalah faktor ideologi kedua partai.
Diketahui bahwa, PDIP merupakan partai yang menganut ideologi nasionalis
"Sedangkan PKS, meskipun bukan merupakan partai Islam, tapi kan PKS sangat indentik dengan Islam", katanya.
BACA JUGA: PKB Sumut Buka Kemungkinan Usung Kembali Edy Rahmayadi di Pilgubsu 2024
Kedua, adalah platform atau pemilih kedua partai juga berbeda.
"PDIP itu grassrootnya adalah pemilih nasionalis yang berasal dari seluruh suku dan agama. Sedangkan PKS, sekali lagi saya sampaikan bahwa PKS itu landasannya nasionalis tapi kan identiknya adalah pemilih islam fanatik.Jadi, agak susah jika digabungkan," katanya.
Begitupun, katanya, pertimbangan kultur budaya dan politik identitas yang tidak bisa terhindari di peta politik Sumut, bisa jadi bahan pertimbangan bagi PDIP untuk memilih kader yang bisa diselaraskan dengan basis massa Islam fanatik PKS.
"Jika itu terjadi, maka PDIP-PKS akan mampu menggabungkan kultur nasionalis-Islam fanatik, kedua partai yang akan jadi kekuatan besar untuk memenangi Pilgubsu 2024,"katanya.
Hanya saja, sambungnya, apakah PDIP mau untuk melakukan itu? Mengingat PDIP bisa maju dan mencalonkan pasangannya sendiri dengan komposisi 21 kursi di DPRD Sumut yang didapat pada Pemilu 2024 ini.
BACA JUGA: Pilgub Sumut 2024, PKS Kerap Komunikasi dengan Edy Rahmayadi
"Kembali lagi, bagaimana keputusan sang ibunda Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden PKS Ahmad Syaiku melihat pragmatisme pemilih kedua partai di Sumu jika memang koalisi bisa terjadi," tandasnya.
Diketahui, beberapa hari belakangan ini wacana menduetkan PDIP dan PKS di Pilgubsu 2024 cukup menambah hangatnya suhu politik di Sumut jelang kontestasi 5 tahunan itu.
Adalah pengurus PDIP Sumut, Sutrisno Panggaribuan yang menghembuskan wacana koalisi PDIP-PKS di Pilgubsu 2024
Sutrisno malah bilang jika PDIP-PKS berkoalisi maka akan menjadi kekuatan dahsyat di Pilgubsu.
ACA JUGA: Wacana Koalisi PDIP-PKS Muncul di Pilgub Sumut 2024, Bisa Jadi Kekuatan Dahsyat
Mantan Anggota DPRD Sumut periode 2014-2019 menjelaskan bahwa koalisi PDIP-PKS dengan memasang duet antara Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, Bupati Samosir 2015-2020 yang kini lolos ke DPR RI, dengan Salman Alfarisi Wakil Ketua DPRD Sumut dan juga Caleg DPRD Sumut terpilih 2024 menjadi pasangan yang cukup ideal.
"Pasangan ini diberi akronim (RaSa). Kerja sama politik PDIP dan PKS akan mendorong terciptanya tatanan politik baru, akan terjadi pertarungan politik parpol yang idiologis versus parpol pragmatis, oportunis," ungkapnya.
Sementara, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumatera Utara (Sumut) menyatakan terbuka untuk bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Pilgubsu pada 27 Novemver 2024.
"Prinsipnya, kita (PKS) terbuka untuk bergabung (koalisi) dengan partai manapun termasuk dengan PDIP di Pilgubsu 2024 ini," kata Ketua DPW PKS Sumut, Ustadz Usman Jakfar, Rabu (27/03/2024).
Disebutkan Caleg DPRD Sumut terpilih dari Dapil Sumut 2 itu, bahwa PKS merupakan partai yang siap untuk diajak 'jalan bareng' bilamana partai itu mempunyai visi misi yang sama untuk membangun Sumut lebih baik lagi.
"Selagi masih punya visi misi yang sama untuk menjadikan Sumut ini lebih baik lagi, serta mampu mewujudkan pemerataan dan keadilan kepada semua masyarakat di Sumut.PKS siap diajak koalisi oleh partai mana pun, termasuk PDIP," tegasnya.
Dia menyebut, bahwa PKS Sumut telah mempersiapkan 3 nama kader yang bakal diusulkan ke DPP PKS di Jakarta untuk kemudian dijadikan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur PKS.
Sebelum diajukan ke DPP PKS, ketiga nama kader yang berpeluang untuk dimajukan pada Pilgubsu 2024 terlebih dahulu akan disurvey elektoral untuk menentukan mana dari ketiga nama tersebut yang elektabilitasnya paling diminati masyarakat Sumut.
"Adapun ketiga nama itu yakni, satu merupakan tokoh nasional yakni Anggota DPR-RI Tifatul Sembiring dan 2 lagi tokoh lokal yakni Ustadz Hidayatullah serta Ketua MPW PKS Sumut, Ustadz Salman Alfarisi,"sebutnya.
Ketiga kader PKS itu akan dijual ke masyarakat untuk menentukan satu dari ketiga nama tersebut yang mendapat respon terbanyak dari masyarakat.
"Dari hasil elektabilitas itu, salah satu penilaian penting untuk kemudian diajukan ke DPP PKS," imbuhnya.
Diketahui, berkaca dari hasil Pemilu 2024, jika duet PDIP-PKS terwujud maka kekuatan kedua partai itu akan didukung 31 kursi di parlemen DPRD Sumut.
Saat ini, PDIP dengan perolehan 21 kursi di DPRD Sumut, bisa mengusung sendiri pasangan calon (paslon) di Pilgub Sumut 2024. Sementara PKS meraih 10 kursi.
Jika kekuatan keduanya melebur, yakni 31 kursi, kata Sutrisno beberapa hari ini lalu , maka duet PDIP-PKS bakal menjadi kekuatan yang dahsyat. Siapapun nantinya akan berpikir keras untuk menghadapi jagoan PDIP dan PKS.